Ke Bau-Bau, Menelusuri Jejak Benteng Terluas di Dunia

Keraton Buton di Baubau, Sulawesi Tenggara
Sumber :
  • Antara/ Zabur Karuru

VIVAlife - Di tanah-tanah koloni, biasanya penjajah mendirikan benteng-benteng untuk alasan keamanan. Dindingnya kuat bagai baja, posisinya strategis sebagai basis pertahanan.

Pencoblosan Pilgub, Satgas No Money Politic Bakal Awasi Kampung-kampung di Jakarta

Melampaui masa demi masa, benteng tetap berdiri kokoh. Bangunan itu seakan tak lekang waktu. Ia sekaligus menjadi saksi bisu yang merekam sejarah penjajahan dan perlawanan di suatu negara.

Setelah hitungan tahun bahkan abad, kini benteng beralih fungsi. Di lokasi-lokasi tertentu, ia kemudian menjadi destinasi wisata. Bentuk yang antik dan sejarah yang kental, menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

KPK Duga Amplop Serangan Fajar Gubernur Bengkulu Sudah Tersebar

Apalagi jika benteng itu memiliki keunikan tersendiri. Misalnya, sebagai benteng terluas di dunia. Seantero dunia tentu penasaran seperti apa rupanya. Tak perlu melangkah terlalu jauh jika memang itu yang dicari.

Sebab, dari ratusan yang bertengger di seluruh negara, benteng terluas di dunia ada di Indonesia.

Gemas, Anak Ini Dijemput Anjing Peliharaannya Setiap Pulang Sekolah Jadi Viral di Media Sosial

Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, adalah kota di mana benteng itu terletak. Benteng Keraton Buton, namanya. Ia mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guinness Book of Record pada September 2006 sebagai benteng terluas di dunia, yakni seluas 23,375 hektar.

Benteng itu dikelilingi tembok sepanjang 2.740 meter. Fisiknya tampak begitu gagah di atas bukit. Mengutip laman Indonesia.Travel, benteng itu diyakini sebagai tempat pertahanan terbaik pada masanya.

Sejarahnya, Benteng Keraton Buton didirikan pada abad ke-16 oleh Sultan Buton III. Sultan itu bernama La Sangaji, dan bergelar Sultan Kaimuddin. Pembangunannya menggunakan bahan dasar batu gunung, yang direkatkan dengan pasir dan batu kapur

Secara fisik, benteng itu memiliki 12 pintu gerbang yang disebut Lawa dan 16 emplasemen meriam yang mereka sebut Baluara. Di dalamnya, ada satu induk benteng yang dikelilingi benteng kecil. Itu sebabnya, Benteng Keraton Buton juga dijuluki ‘Seribu Benteng’.

Salah satu ‘anak benteng’ yang paling populer adalah Benteng Sorawolio. Diyakini, benteng itu merupakan tempat persembuyian keluarga keraton.

Tempat Mengintai

Selain itu, ada pula Benteng Baadia yang digunakan sebagai tempat pengintaian. Posisinya memang lebih tinggi dari lembah di sekelilingnya. Benteng lain yang juga tak boleh dilewatkan, adalah Benteng Katobengke. Suasananya sedikit mistis. Sebab, itu merupakan tempat eksekusi musuh.

Uniknya, di dalam Benteng Keraton Buton juga dibangun sebuah masjid. Kostruksinya sama persis seperti benteng, menandakan ia dibangun pada masa yang sama.

Di depan masjid, terdapat tiang bendera setinggi 33 meter. Ajaibnya, tiang itu tak kunjung lapuk meski diterpa berbagai cuaca selama 400 tahun.

Tak hanya eksotisme benteng yang dapat dinikmati di sana. Dari atas bukit, tampak pula Selat Bau-Bau yang cantik. Lalu lalang kapal nelayan setempat membuatnya makin terlihat berwarna-warni. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya