Rupiah Melemah, Pedagang Valas Pinggir Jalan Masih Sepi Peminat
Kamis, 5 September 2013 - 12:16 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Nina Rahayu
VIVAnews - Pelemahan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat ternyata tidak selalu membawa angin segar bagi penyedia jasa penukaran uang. Apalagi, bagi pedagang valas di pinggir jalan.
Ipan (30), salah satu penyedia jasa money changer di Jalan Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis 5 September 2013, menuturkan bahwa melemahnya nilai tukar hingga ke level Rp11.000 per dolar AS, tidak berdampak banyak pada bisnis penukaran uangnya.
"Mau rupiah melemah atau menguat, sama saja. Kan modal kami kecil, untungnya juga kecil," kata Ipan kepada VIVAnews.
Hari ini, Ipan mulai membuka jasa layanan penukaran uang sejak pukul 09.00 WIB. Dia mematok harga rupiah di level Rp11.458 per dolar AS.
Namun sayang, hingga siang ini, belum ada satu nasabah pun yang menukarkan uang. Ia menilai, rata-rata nasabah lebih tertarik menukarkan uang ke gerai valas resmi.
"Kalau yang tukar di sini, paling yang tidak mau mengantre. Untungnya pun kecil, paling Rp10.000 setiap kali transaksi," jelasnya.
Ipan menambahkan, masyarakat yang ingin menukarkan dolar di pinggir jalan, biasanya dalam jumlah kecil, antara Rp1 juta hingga Rp2 juta. Selebihnya, masyarakat lebih nyaman bertransaksi di gerai penukaran uang resmi.
Terkait modal, Ipan biasanya membawa rupiah dalam jumlah yang terbatas. Paling banyak, uang tunai yang dikantongi sebesar Rp5 juta. Sementara itu, untuk mata uang dolar, ia jarang mempunyai stok.
Tentu saja, menurut dia, jumlah ini jauh dibandingkan dengan penukaran uang di gerai resmi yang modalnya bisa mencapai miliaran rupiah dalam sehari. "Kenapa untung saya kecil, karena perputaran uang juga terbatas. Tapi, yang penting, kebutuhan rumah tercukupi," tambahnya.
Kondisi yang sama juga dialami Yani (45). Bisnis jasa penukaran uangnya sepi sejak dibuka pada pukul 09.00 WIB.
"Belum ada satu pun yang menukarkan uang, mungkin pada nahan," kata Yani.
Yani mematok rupiah di harga Rp11.700 per dolar. Angka ini melemah jika dibandingkan kemarin yang berada di level Rp11.500 per dolar.
"Belum ada satu pun yang menukarkan uang, mungkin pada nahan," kata Yani.
Yani mematok rupiah di harga Rp11.700 per dolar. Angka ini melemah jika dibandingkan kemarin yang berada di level Rp11.500 per dolar.
Sementara itu, untuk mata uang dolar Singapura, Yani mematok harga Rp9.150 dan ringgit Malaysia di level Rp3.500.
Dengan kondisi seperti ini, Yani menilai, pelemahan mata uang rupiah paling buruk, jika dibandingkan mata uang dari negara kawasan lain. Sebagai warga Indonesia, ia pun menginginkan kondisi ekonomi kembali stabil.
"Ingin stabil saja lah, paling tidak Rp9.000 per dolar. Susah juga kalau begini, semua harga naik, saya cinta rupiah," ujarnya.
Sementara itu, mengenai keuntungan, Yani tidak lagi berharap banyak. Sebab, menurut dia, rupiah melemah atau menguat tidak berdampak bagi bisnisnya. "Untungnya sama seperti jual pulsa, paling Rp10.000 hingga Rp20.000 per transaksi," jelasnya.
Sementara itu, mengenai keuntungan, Yani tidak lagi berharap banyak. Sebab, menurut dia, rupiah melemah atau menguat tidak berdampak bagi bisnisnya. "Untungnya sama seperti jual pulsa, paling Rp10.000 hingga Rp20.000 per transaksi," jelasnya.
Baca Juga :
Lobster Ternyata Sangat Disarankan Buat Ibu Hamil untuk Cegah Anemia dan Stunting, Tapi...
Setiap hari, Yani membawa modal sekitar Rp10 juta. "Untung kalau melemahnya tiba-tiba. Misalnya pagi menguat, siangnya langsung melemah, itu banyak yang tukar," tegasnya.
Namun, kemarin, Yani mengaku sempat bertransaksi sekitar US$2.000 atau sekitar Rp12 juta. "Sekarang sepi, mungkin pada gengsi kalau nuker di pinggir jalan," ujar Yani.
Namun, kemarin, Yani mengaku sempat bertransaksi sekitar US$2.000 atau sekitar Rp12 juta. "Sekarang sepi, mungkin pada gengsi kalau nuker di pinggir jalan," ujar Yani.
Kurs rupiah melemah
Sementara itu, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, Kamis 5 September 2013, rupiah bergerak melemah di level Rp11.125. Sehari sebelumnya, kurs referensi rupiah berada di level Rp11.093 per dolar AS.
Di beberapa bank, kurs jual rupiah berkisar Rp11.832 hingga Rp11.950 per dolar AS. Kurs beli berada di level Rp11.350 hingga Rp11.400 per dolar AS.
Di PT Bank Central Asia Tbk, kurs jual rupiah masih dipatok Rp11.900 per dolar AS, dengan kurs beli Rp11.400 per dolar AS.
Selanjutnya, di PT Bank Internasional Indonesia Tbk, rupiah menguat. Kurs jual dibanderol Rp11.950 dari sebelumnya Rp12.050 per dolar AS. Kurs beli di bank swasta ini tercatat Rp11.350 dari sebelumnya Rp11.450 per dolar AS.
Selanjutnya, untuk bank pelat merah, kurs jual rupiah di PT Bank Mandiri Tbk tercatat melemah dari Rp11.675 per dolar AS menjadi Rp11.832 per dolar AS. Kemudian, untuk kurs beli, bercokol di posisi Rp11.400 dari sebelumnya Rp11.225 per dolar AS. (art)
Anindya Bakrie Sambut Langsung Kedatangan Presiden Prabowo di China
Ketum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menyambut langsung kedatangan Presiden RI Prabowo Subianto di Hotel The Peninsula, Beijing, China pada Jumat 8 November 2024.
VIVA.co.id
9 November 2024
Baca Juga :