FOTO: Nikmatnya Bersantap di Rumah Betawi Tempo Dulu
- VIVAnews/Marlina Irdayanti
VIVAlife - Saat ini, menemukan rumah adat Betawi di daerah Jakarta sudah tidak mudah lagi. Apalagi jika letaknya terselip di antara gedung-gedung pencakar langit. Rumah-rumah di Jakarta kini sebagian besar dibangun dengan gaya minimalis dan modern.
Namun Anda tidak perlu khawatir. Di kawasan Senopati Jakarta, terdapat sebuah rumah betawi asli yang sejuk dan nyaman.
Dari tampak luar, aksen Betawi sudah kental terasa dengan cat dinding warna hijau dan berbagai ukiran. Pelataran rumah yang cukup luas dengan motor antik yang terparkir di teras rumah bersama kursi kayu khas Betawi, akan membuat Anda merasa seperti berada di tahun 1970-an.
Begitu masuk, Anda akan disambut oleh beberapa orang yang berpakaian layaknya si Pitung dan mpok Betawi. Belum lagi hiasan-hiasan antik di sekitar rumah, seperti koleksi korek api hingga lampu petromax.
Itulah sedikit gambaran mengenai Rumah Baba. Rumah makan mungil milik Ali Reza ini,awalnya memang rumah milik kakeknya yang sering ia sebut dengan panggilan Baba.
Karena sudah tidak dihuni lagi sejak kepergian sang kakek, Reza begitu dia biasa disapa, memiliki ide untuk menjadikan rumah tersebut sebagai rumah makan. Kebetulan Reza memang terlahir dari keluarga asli Betawi, sehingga makanan yang disajikan di rumah makan ini merupakan resep asli buatan sang ibunda.
"Jadi saya di sini nggak pakai chef. Semua koki dilatih langsung sama ibu saya," ujarnya saat ditemui VIVAlife, Selasa, 3 September 2013.
Lihat foto-fotonya di .
Tidak butuh waktu lama bagi Reza untuk melatih karyawannya. Hanya dalam waktu sekitar 1-2 bulan, para karyawan sudah bisa membuat masakan Betawi seperti yang dibuat sang ibu.
Namun tidak semua makanan berasal dari resep ibunya. Ada beberapa makanan dan minuman yang ia kreasikan sendiri. Makanan paling favorit di Rumah Baba ini adalah sop sumsum sapi.
Sumsum sapi yang masih berada di dalam tulang kaki ini menjadi menu andalan yang selalu dicari pengunjung. Untuk menikmai menu yang satu ini, pengunjung akan disediakan sedotan agar mempermudah menikmati sumsum yang berada di dalam tulang tersebut.
Rasa segar dari rempah-rempah didapatkan dari kuah sup. Sedangkan sensasi kenyalnya akan ada dapatkan saat menyeruput sumsum dari tulang kaki sapi tersebut. Karena tulang kaki sapi yang disajikan cukup besar, untuk mengambil kuahnya Anda harus mengangkat tulang dari mangkuk. Kuah sup juga dilengkapi dengan potongan kikil yang lezat. Satu porsi sop sumsum sapi ini dihargai Rp49 ribu.
Selain sop sumsum sapi, Ada juga nasi uduk komplit ayam. Nasi uduk ini dilengkapi dengan semur telur dan tahu serta sambal kacang. Kelezatan nasi uduk ini bisa Anda dapatkan dari perpaduan gurihnya nasi uduk dan sambal kacang pedas. Jangan lupa juga mencoba sop buntut yang disajikan berbeda. Buntut sapi digoreng dengan telur dan ditambah dengan kuah sup yang gurih.
Untuk minumannya, Anda bisa pilih es biang kerok yang dikreasikan sendiri oleh Reza. Es biang kerok ini terbuat dari campuran buah-buahan yang terdiri dari jeruk nipis, stroberi, dan soda. Rasa asam dari jeruk nipisnya cukup kuat ditambahkan soda yang memberi efek 'percikan' di mulut Anda.
Untuk penutup mulut, Anda bisa mencoba kinca duren, pisang goreng cokelat keju atau kerak telor. Kinca duren yang biasanya disajikan dengan ketan, kini dihidangkan dengan roti tawar.
"Soalnya kinca duren di sini kan untuk camilan saja. Kalau misalnya pakai ketan nanti orang-orang sudah kekenyangan duluan. Jadi saya ganti pakai roti," ujar Reza.
Rumah Baba
Alamat: Jalan Senopati dalam 1 no 2, Jakarta.
Jam buka: 10.00- 22.00 WIB
Kisaran harga: Makanan dan minuman Rp10 ribu - Rp50 ribu.