Diusulkan, Daging Impor Masuk Lewat Pelabuhan Banten dan Lampung
Jumat, 26 Juli 2013 - 16:11 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, Jumat 26 Juli 2013, mengusulkan agar pelabuhan di Lampung dan Banten menjadi pelabuhan alternatif masuknya produk-produk daging-daging dan sapi-sapi potong impor. Ini demi menghindari beban kemacetan bongkar muat apabila produk impor itu masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
"Pelabuhan Lampung dan Banten sangat mungkin untuk dipertimbangkan," ujar Bayu di Kementerian Perdagangan, Jakarta.
"Pelabuhan Lampung dan Banten sangat mungkin untuk dipertimbangkan," ujar Bayu di Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Aktivitas pelabuhan di Jakarta, menurut Bayu, sudah sangat tinggi. "Kami menyadari Tanjung Priok semakin berat bebannya dan pembangunannya baru selesai tahun 2016. Kami masih menghadapi kongjungsi yang berat setahun dua tahun ke depan. Selain itu, pembangunannya juga jangan ditunda-tunda karena makin lama makin berat bebannya," kata Bayu.
Bayu menambahka, Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mencari pelabunan yang tidak terlalu tinggi aktivitas bongkar muatnya dan tercetuslah dua tempat itu.
Karena syarat pelabuhan tempat masuk impor produk daging adalah adanya tempat karantina, pihak kementerian ini meminta agar dibuatkan fasilitas tersebut di pelabuhan-pelabuhan yang nantinya dipilih itu.
Kementerian Perdagangan sempat memilih Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sebagai tempat masuk produk hortikultura impor. Tapi, rupanya aktivitas bongkar muat pelabuhan ini sama padatnya dengan Pelabuhan Tanjung Priok.
"Untuk produk-produk segar, salah satu kebijakan kami adalah menjadikan Surabaya sebagai basisnya. Tapi, pelabuhan di Surabaya sendiri sudah padat," kata Bayu. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Aktivitas pelabuhan di Jakarta, menurut Bayu, sudah sangat tinggi. "Kami menyadari Tanjung Priok semakin berat bebannya dan pembangunannya baru selesai tahun 2016. Kami masih menghadapi kongjungsi yang berat setahun dua tahun ke depan. Selain itu, pembangunannya juga jangan ditunda-tunda karena makin lama makin berat bebannya," kata Bayu.