Ini Dampak Jika Bom Nuklir Meledak di Kota Anda
Selasa, 23 Juli 2013 - 16:09 WIB
Sumber :
- http://www.fdwallpapers.com
VIVAnews -
Mendengar bom nuklir, yang terlintas di benak Anda mungkin sebuah ledakan dahsyat yang mengerikan.
Nah, untuk menggambarkan bagaimana dahsyatnya bom itu, Anda bisa bermain-main dengan bom nuklir. Bukan untuk menakut-nakuti, hanya sekadar bermain.
Anda bisa membuat simulasi sederhana untuk mengetahui sejauh mana dampak bom dengan peta Nukemap 3D, peta simulasi nuklir ketiga buatan Alex Wellerstein, sejarawan dari American Institute of Physics, Mayland, AS, dilansir
Dailymail,
Selasa 23 Juli 2013.
Simulasi itu dapat Anda mainkan di Google Earth. Jadi, pengguna harus meng-
instal
plug-in
Google Earth pada browser. Buka
Uniknya, pada peta bom nuklir ini, pengguna bisa mengendalikan bom nuklir. Pengguna bisa memilih berapa kekuatan, lokasi diledakkan bom.
Misalnya, pengguna ingin mengetahui seberapa dampak ledakan bom nuklir Hiroshima, Jepang, yang punya kekuatan 15 kiloton. Anda cukup masukkan kekuatan '15' pada kolom 'Explosive Yield'. Lalu, pilih Detonate.
Selanjutnya, pengguna bisa melihat dampak bom mulai dari bagaimana awan hasil bom, sejauh mana radius radiasi bom itu, sampai pada ketinggian berapa dampak awan yang ditimbulkan.
Baca Juga :
Indonesia Aims for 100 Mbps Internet Speed
Nah, informasi mengenai populasi penduduk dalam sebuah kota, diambil dari Centre for History of Physics di American Institute of Physics.
Peta dapat menampilkan perilaku gumpalan awan, yang diambil dari persamaan beberapa ahli, U.S. Atomic Energy Commission Civil Effects Test Operations yang ditulis pada Februari 1953 serta tulisan
The Effects of Nuclear Weapons
terbitan 1964 karya Samuel Glasstone and Philip J. Dolan.
Wellerstein menambahkan, semua informasi yang digunakan untuk membuat Nukemap 3D tersedia untuk umum dan tidak memberikan data rahasia.
Wellerstein menampik jika peta ini bisa menguntungkan teroris di masa depan.
"Jika ada teroris yang menanyakan soal ini, kita berada pada titik yang terlambat. Tidak ada cara untuk mencegah bencana pada saat itu," kata Wellerstein membela diri. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Peta dapat menampilkan perilaku gumpalan awan, yang diambil dari persamaan beberapa ahli, U.S. Atomic Energy Commission Civil Effects Test Operations yang ditulis pada Februari 1953 serta tulisan