UN Terlambat, Siswa Ujian Sore Pakai Soal Fotocopy
Kamis, 18 April 2013 - 17:58 WIB
Sumber :
- ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
VIVAnews
- Ratusan siswa SMA Negeri 1 Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, terpaksa menggelar Ujian Nasional (UN) pada Kamis sore, 18 April 2013.
Itu dilakukan lantaran lembar soal yang ditunggu sejak pukul 08.00 pagi, baru tiba sekitar pukul 14.00 WITA. Ujian pun baru bisa digelar sekitar pukul 15.30 WITA.
Meski menunggu hampir tujuh jam, ratusan siswa tersebut tetap berupaya maksimal untuk menyelesaikan soal-soal UN. "Kami sudah kecewa sejak UN ditunda. Pas hari ini, ternyata kondisinya juga harus menunggu sampai sore. Makanya pasrah saja, karena kondisi ini sangat mengganggu mental kami," kata Saharuddin, salah seorang siswa SMA negeri 1 Gowa.
Masalah ternyata belum selesai. Pasalnya saat lembar soal mulai dibagikan, soal mata pelajaran Biologi itu ternyata kurang, atau tidak mencukupi dengan jumlah peserta ujian. Kondisi itu membuat sejumlah guru panik dan terpaksa menggandakan soal lalu dibagikan kepada peserta.
Menurut Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Gowa, Andi Wartiah, UN di sekolahnya terlambat karena terkendala distribusi ke wilayah Gowa. "Makanya kami berharap, besok tidak terulang seperti ini lagi. Kalau bisa dipercepatlah," kata Andi Wartiah.
Kekacauan pelaksanaan UN juga terjadi di Kota Palopo. Di SMA 1 Palopo misalnya, karena mengalami kekurangan lembar soal, pihak sekolah terpaksa meminjam lembar soal dari sekolah lain yang telah menggelar ujian, atau menunggu foto copy dari sekolah lain. Kondisi serupa terjadi di SMA Frater, SMA Negeri 6 Palopo dan MAN Palopo.
Di Kabupaten Bone, pelaksanaan UN juga mengalami penundaan hingga lima jam. Pasalnya sejumlah belum menerima kekurangan soal-soal yang diujikan hari ini. Mereka pun menunggu soal yang di foto copy oleh panitia setempat.
Melihat kondisi karut marut UN, Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IKM) Fida Afif minta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencopot Mohammad Nuh dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan penghapusan Ujian Nasional (UN).
Tuntutan mundur dan penghapusan UN tersebut sebagai reaksi keras IKM atas keterlambatan pelaksanaan UN di 11 provinsi Indonesia Bagian Tengah.
Menurut dia, nilai proyek UN tahun ini yang mencapai Rp900 miliar, seharusnya semakin membaik kualitasnya. MUlai dari persiapan hingga pelaksanaan UN. Namun yang terjadi justru sebaliknya. (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Di Kabupaten Bone, pelaksanaan UN juga mengalami penundaan hingga lima jam. Pasalnya sejumlah belum menerima kekurangan soal-soal yang diujikan hari ini. Mereka pun menunggu soal yang di foto copy oleh panitia setempat.