Menyeberang ke Madura Demi Sepiring Bebek Sinjay
- Mutia Nugraheni/ VIVAlife
VIVAlife - Melewati jembatan Suramadu, yang menghubungkan Surabaya dan pulau Madura, jadi sensasi tersendiri. Banyak orang dari Surabaya yang hanya sekedar melewati jembatan, lalu kembali. Tapi, ada juga yang sengaja ke Madura hanya untuk mencicipi Nasi Bebek Sinjay.
Kabar soal warung bebek ini cukup mengundang rasa penasaran saya. Bagaimana tidak, untuk bisa mencicipinya, pelanggan bisa mengantre selama satu jam atau lebih. Padahal, menunya hanya nasi bebek yang bisa ditemui di mana pun.
Letak warung memang tak terlalu jauh dari arah ke luar jembatan tol Suramadu, hanya butuh waktu sekitar 20 menit. Menuju warung bebek ini, di kanan dan kiri banyak toko batik Madura yang terkenal dengan motifnya yang ramai dan warnanya yang cerah.
Sesampai di lokasi waktu masih menunjukan pukul 10.30 WIB, tapi area parkir warung sudah sangat padat, hingga ke seberang jalan. Area warung cukup luas, tapi sangat sederhana.
Atapnya terbuat dari asbes, meja dari kayu tipis dan bangku-bangku plastik. Cukup sederhana danĀ pengunjung harus jeli mencari tempat duduk. Meskipun warung memiliki tempat luas, tapi orang yang datang seakan tak ada habisnya. Jadi, 'berebut' tempat duduk jadi hal pertama yang harus dilakukan.
Setelah mencari parkir, tempat duduk, 'perjuangan' untuk makan Nasi Bebek Sinjay belum berhenti. Saya harus antre cukup lama untuk memesan dan membayar. Harga seporsinya memang cukup terjangkau, sekitar Rp20.000. Ini termasuk minuman teh kemasan.
Saat memesan, jangan harap Anda bisa memilih potongan bebek favorit, seperti paha atau dada. Sang penjual hanya mendengarkan saja, saat ada pembeli yang memilih potongan bebek.
Jadi, jika Anda termasuk picky eater dan hanya bisa memakan potongan bebek tertentu saja, sebaiknya jangan kemari, daripada kecewa.
Setelah mendapatkan nomor pesanan, menunggu sajian datang adalah 'perjuangan' selanjutnya. Saking ramainya, pesanan bisa datang 30 menit hingga satu jam kemudian. Cukup lama menunggu, akhirnya nasi bebek yang bikin penasaran datang.
Disajikan dengan sederhana dalam piring putih. Nasi hangat, bebek goreng yang ditaburi bumbu keremes, sambal pencit, mentimun dan kemangi, tampak sangat penuh dalam satu piring. Porsi nasinya cukup banyak, dan ketika dicicipi sangat pulen, pas matangnya dan tentu saja nikmat.
Tampilan bebeknya, seperti bebek goreng biasa dengan taburan keremes. Saat digigit, tekstur bebek sangat empuk, bumbunya meresap hingga ke dalam. Memakannya hanya dengan nasi hangat dan keremes saja, sudah sangat nikmat.
Tapi, jangan melupakan sambal pencit yang merupakan 'jodoh' si bebek. Sambal ini berupa irisan mangga, yang dicampur dengan cabai rawit jawa, bawang. Rasanya, ekstra pedas dengan sentuhan segarnya asam dari mangga.
Nasi hangat dari beras berkualitas, bebek gurih nan empuk serta dan sambal pencit, tampaknya jadi kunci kenikmatan sajian Nasi Bebek Sinjay. Semuanya berpadu pas. Kelihatannya, memang hanya sajian sederhana, tapi siapa sangka orang rela berdiri dalam antrean mengular hanya untuk mencicipinya.
Daya tarik sajian nasi bebek ini tampaknya bukan hanya sekadar mengandalkan rasa. Tapi juga, sensasi menyeberangi jembatan Suramadu, 'perjuangan' antri dan menunggu, sehingga saat memakannya saya seperti mendapatkan pengalaman baru yang seru.
Nasi Bebek Sinjay
Jl. Raya Ketengan No: 45 Bangkalan, Madura
Telepon: 031 - 726 95949