Bahaya Permainan Trampolin Bagi Anak

Anak bermain/Ilustrasi.
Sumber :
  • maafirm.com

VIVAlife - Apakah buah hati Anda menyukai permainan trampolin? Sejumlah pakar kesehatan anak di Amerika Serikat memperingatkan bahaya permainan yang memantulkan tubuh ke udara ini. Setiap tahun, hampir 100 ribu anak mengalami cedera di negara tersebut.

Mereka yang tergabung dalam American Academy of Pediatrics (AAP) sebenarnya telah menyerukan peringatan itu sejak 1999. Peringatan yang kemudian memunculkan respons dari sejumlah produsen trampolin dengan menambah sejumlah fitur pengaman.

Namun, mereka beranggapan fitur-fitur itu hanya memunculkan rasa aman palsu. "Penambahan jaring pengaman dan padding sama sekali tidak mengurangi angka cedera," kata Dr Susannah Briskin, salah satu pakar yang terlibat dalam pembuatan draft peringatan terbaru, dikutip Reuters.

Berdasar sebuah pernyataan dalam Jurnal Pediatrics, 3/4 kasus cedera terjadi ketika ada lebih dari satu orang melompat di trampolin dalam waktu bersamaan. Terutama jika  mereka memiliki postur tubuh berbeda. Anak kecil lebih rentan cedera ketika bermain di trampolin bersama anak lebih berat.

Briskin mengatakan bahwa permainan trampolin rentan membuat anak tanpa sadar menyakiti dirinya sendiri. "Cedera biasanya terjadi ketika melakukan pendaratan, paling banyak adalah keseleo pergelangan kaki dan patah tulang, meski ada juga yang cedera kepala dan leher," ujar Briskin.

Dalam catatan AAP, satu dari 200 cedera akibat permainan trampolin bahkan memicu kerusakan neurologis permanen. Ini terjadi akibat gerakan menjungkir atau membalik karena keseimbangan badan terganggu saat mendarat. Tak hanya anak-anak tapi remaja dan dewasa juga rentan mengalaminya.

Mark Publicover, pendiri dan presiden JumpSport Inc, produsen trampolin di San Jose, California, mencibir rekomendasi AAP.

Publicover mengatakan bahwa penambahan fitur jaring pengaman yang mengelilingi trampolin terbukti mengurangi risiko cedera hingga 50 persen. Ia justru khawatir jika orangtua melarang trampolin, anak justru akan memilih aktivitas lebih berisiko seperti memanjat pohon atau bermain skateboard.

Bagi orang tua yang tidak keberatan melarang anak-anaknya bermain trampolin, AAP menawarkan sejumlah tips untuk memperkecil risiko:

- Biarkan anak di dalam trampolin sendiri.
- Pasang padding dan jaring pengaman yang membingkai trampolin dengan sempurna.
- Tempatkan trampolin di tanah datar.
- Aktif mengawasi anak agar tak sampai muncul gerakan jungkir balik.

Ridwan Kamil Mau Bikin Fasilitas Gym di Pinggir Jalan: Bisalah Sekeringat, Dua Keringat