Kata Sakti Pemancing Gairah Belanja: Diskon!
- istockphoto
VIVAlife - Kata diskon atau sale masih menjadi mantra sakti yang melecut gairah belanja. Riset teranyar bertajuk 'Nielsen Shopper Trends Report 2012' menunjukkan, diskon lebih menarik konsumen untuk belanja dibandingkan program promosi belanja lain.
Sebanyak 61 responden lebih memilih diskon, 21 persen tertarik hadiah langsung, 15 persen tergiur beli satu gratis satu, dan hanya satu persen yang tergoda iming-iming hadiah lewat pengumpulan poin atau kupon undian.
Tak heran jika program diskon masih menjadi andalan sejumlah pusat berbelanjaan. Sebagai magnet menarik konsumen untuk belanja, terutama konsumen wanita.
Roslina Verauli, psikolog dari Universitas Indonesia, mengatakan, banyak wanita merasa 'menang' ketika berhasil membeli barang berlabel diskon. Yang akhirnya menggiring mereka menjadi seorang compulsive buyer, belanja hanya untuk memenuhi hasrat, bukan berdasar kebutuhan.
Mereka mudah sekali terbujuk label diskon atau 'rayuan' manekin yang mengenakan baju dan sepatu lucu. Sulit rasanya mengontrol diri untuk menunda belanja, saat melihat barang-barang bagus di toko, yang sebenarnya tidak penting.
Ada saja kalimat-kalimat pembenaran yang melintas di kepala saat menghadapi kata diskon. Berikut sejumlah pembenaran yang sering terucap pada diri sendiri agar tak merasa 'berdosa' setelah membeli barang yang tak penting hanya gara-gara diskon.
1. "Saya pasti akan sering memakai pakaian itu. Membandingkan harga pakaian dengan frekuensi pemakaian, rasanya tidak masalah membeli pakaian baru."
Faktanya: pakaian atau barang sejenis menumpuk di lemari dan jarang dipakai. Barang yang baru Anda beli pun kemungkinan tak akan sering dipakai.
2. "Saya akan memakai selamanya setelah membeli."
Faktanya: meskipun sangat menyukai sebuah pakaian, Anda hanya akan memakainya selama beberapa waktu hingga tren berganti.
3. "Saya tidak akan pernah menemukan yang seperti itu lagi."
Faktanya: kecuali pakaian yang Anda incar adalah vintage, buatan perancang atau couture, Anda akan menemukan barang sejenis di banyak toko ritel lainnya.
4. "Beli saja dulu mumpung diskon, nanti juga pasti terpakai."
Faktanya: Mungkin memang lebih murah ketika dibandingkan harga normal. Tapi, justru ini bahayanya. Anggapan murah seringkali memicu banyak orang membeli barang lebih banyak yang belum tentu penting. Ujung-ujungnya malah menguras kantong.
5. "Saya mampu kok membelinya."
Faktanya: Anda hanya mampu membelinya bila menggesek kartu kredit. Belum lagi, kartu kredit juga masih menyisakan banyak utang. (umi)