Pembangkit Smart Grid Pertama di Indonesia
- Kementerian Riset dan Teknologi
VIVAnews - Indonesia mulai menerapkan teknologi pembangkit smart grid yang merupakan teknologi mengoperasikan sistem tenaga listrik dengan mengombinasikan teknologi komputer, komunikasi dan jaringan. Untuk Indonesia, teknologi ini pertama kali diterapkan di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.
“Mengingat energy yang berasal dari fosil (BBM) akan habis di tahun 2025. Sudah saatnya Indonesia mengembangkan energi terbarukan seperti menggunakan tenaga surya / matahari, air dan angin. Oleh karena itu saya sangat mendukung pembuatan demo Plant Smart Micro Grid," kata Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta.
Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat itu mengatakan bahwa "Plant Smart Micro Grid" merupakan pendekatan baru dan pertama di Indonesia untuk mengoperasikan sistem tenaga listrik yang memanfaatkan teknologi komunikasi, komputer, dan siber. Smart Grid yang telah diresmikan oleh Menegristek tersebut didukung berbagai teknologi maju baik peralatan elektronik maupun piranti teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
"Inisiatif dari BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) ini bagus dan yang pertama di Indonesia. Karena melalui demo "Plant Smart Micro Grid" ini mampu mengintegrasikan dan mengatur pemanfaatan berbagai pembangkit listrik energi terbarukan baik energi surya, angin, air, biomassa dan diesel,” kata Gusti dalam pernyataan yang diterima VIVAnews, Senin 4 Juni 2012.
Sementara itu, Kepala BPPT Marzan A Iskandar mengatakan, smart grid ini merupakan pendekatan baru. “Implementasi Smart Grid akan memberi keuntungan yang lebih besar karena jumlah pembangkit terbarukan dan unit penyimpan yang terdistribusi dan terintegrasi meningkat, efisiensi meningkat, biaya operasional menurun, keandalan meningkat dan emisi CO2 menurun. Dan semoga ini menjadi percontohan yang mengintegrasikan energi surya, mikro hidro, dan pembangkit diesel yang dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar diesel yang banyak digunakan di daerah terpencil seperti Sumba Barat Daya,” kata Marzan.
Menurut Badan Energi Amerika Serikat, “smart grid” merupakan kelas teknologi yang digunakan untuk sistem pengantar listrik di abad 21, menggunakan pengendali berbasis komputer dan mesin. Teknologi ini menghubungkan pembangkit-pembangkit dari berbagai macam kepada konsumen baik rumah atau bisnis. Teknologi berbasis komunikasi dua arah ini sudah dipakai di industri lain, namun baru menjelang abad 21 ini diterapkan di industri perlistrikan.