Dominasi Bank Asing Bawa Pengaruh Buruk?
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Analis finansial, Lin Che Wei, mengatakan, dominasi asing di perbankan Indonesia akan membawa dampak negatif bagi perkembangan Indonesia. Alasannya, bank milik asing semakin condong ke segmen kredit konsumsi.
Chi Wei yang juga founder KataData menjelaskan, porsi kredit konsumer bank asing lebih besar dibanding bank pelat merah.
Ia mencontohkan, bank swasta milik asing seperti PT Bank Danamon Tbk memiliki porsi kredit konsumer sebesar 48 persen, PT Bank CIMB Niaga Tbk (30 persen), dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (35 persen). Sementara itu, bank milik negara seperti PT Bank Mandiri Tbk hanya memiliki porsi kredit konsumer sebesar 15 persen, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (21 persen).
Dengan kondisi seperti ini, ia memperkirakan, dalam 5-10 tahun ke depan, pangsa pasar bank BUMN dan swasta yang dimiliki lokal akan terus menyusut.
"Jika ini terus dibiarkan, bila terjadi krisis, dominasi kepemilikan asing berpotensi meningkatkan risiko pelarian modal," ujarnya di Jakarta, Selasa 22 Mei 2012.
Untuk itu, pemerintah bersama regulator harus melakukan beberapa langkah di antaranya melakukan pengaturan segmen pasar. Misalnya, bank milik asing tidak diperkenankan menggarap bisnis mikro, didorong ke segmen bisnis wholesale dan infrastruktur yang selama ini kurang diminati.
"Kita perlu penerapan multi license kepada bank asing. Kita ini bukan anti asing, tapi harus menerapkan asing sesuai dengan porsinya," ujarnya.
Tak hanya itu, pemerintah dan regulator seharusnya menambah modal perbankan. Caranya, dividen bank BUMN seharusnya digunakan untuk menambah modal, dan tidak disumbangkan ke negara.
Bank milik lokal turun
Lembaga analisis dan publikasi data bisnis Indonesia, KataData, mencatat peta perbankan nasional dalam waktu satu dasawarsa terakhir menurun signifikan.
Pangsa aset bank swasta nasional tergerus sekitar 20 persen dari 42 persen pada 1998 menjadi 22 persen pada 2011. Sama halnya dengan pangsa aset bank BUMN yang turun 9 persen, dari 44 persen pada 1998 menjadi 35 persen pada 2011.
"Sebaliknya, pangsa bank swasta milik asing telah melonjak tajam dari hampir nol persen menjadi 21 persen," kata Direktur Eksekutif KataData, Metta Dharmasaputra.
Jika dijumlah, kantor cabang bank asing dan bank campuran, total pangsa pasar milik asing di Indonesia sudah mencapai 34 persen.
"Jika ini terus dibiarkan, dalam beberapa tahun ke depan, peran bank negara akan semakin tergerus, diganti oleh bank-bank swasta yang kini dikuasai asing," tegasnya
Metta juga menjelaskan, porsi kepemilikan pemerintah di bank-bank BUMN kian surut, saat bank tersebut menambah modal melalui rights issue. Kepemilikan pemerintah di Bank Mandiri sebesar 60 persen, BNI (60 persen), dan BTN (71,9 persen). (art)