China Rebut Tahta Pemborong Emas Dunia
- REUTERS/Pichi Chuang
VIVAnews - China mengambil alih posisi India sebagai negara pengonsumsi emas terbanyak di dunia sepanjang kuartal I-2012. Hal ini semakin menguatkan harapan bahwa Negara Tirai Bambu itu bakal mendominasi pembelian emas sepanjang tahun ini.
Dari laporan World Gold Council, yang diperoleh VIVAnews, permintaan emas di India melemah sebesar 19 persen sepanjang kurtal I-2012 menjadi 207,6 ton. Penurunan itu disebabkan pengumuman pajak baru terhadap perdagangan emas serta melemahnya nilai tukar rupee terhadap dolar AS. Kondisi itu membuat harga emas semakin mahal bagi pembeli India.
Keadaan berbeda justru terjadi pada konsumen China. Negara yang tengah menjadi perhatian dunia ini justru mengalami lonjakan permintaan emas sebesar 7 persen. China tercatat mengonsumsi 255,2 ton emas sepanjang tiga bulan pertama 2012.
Kedua negara ini, China dan India, tercatat menguasai 54 persen permintaan emas dunia pada kuartal I-2012.
Laman Wall Street Journal memberitakan, kekhawatiran akan naiknya tingkat inflasi serta pencarian alternatif investasi dari kalangan kelas menengah China, telah membuat permintaan emas semakin meningkat.
Investor China memandang emas sebagai logam mulia yang bisa dianggap sebagai komoditas sekaligus penumpuk kekayaan.
Melonjaknya permintaan emas di China tak hanya terjadi sepanjang kuartal I-2012. Sepanjang tahun lalu, permintaan emas juga tercatat melonjak 20 persen menjadi 769,8 ton. Emas batangan dan koin menjadi pilihan para investor China.
Di saat bersamaan, permintaan emas di India justru mengalami penurunan 7 persen menjadi 933,4 ton.
WGC menilai, meski permintaan emas China bakal bergerak moderat sementara India menguat, Negara Panda itu masih akan tetap menjadi konsumen terbesar logam mulia itu sepanjang tahun 2012.
"Kami masih melihat China akan melewati India untuk konsumsi emas pada tahun ini," kata Managing Director of Investment WGC, Marcus Grubb.
Dalam sebuah paparan kepada wartawan, WGC memperkirakan permintaan emas China pada tahun ini bakal mencapai 900-1.000 ton. Sementara India akan bergerak di kisaran 800-900 ton. (umi)