Pengusaha RRC Sewa Lahan di Islandia Rp73,5 M

Suasana di Ibukota Islandia Reykjavik
Sumber :
  • REUTERS/Ingolfur Juliusson

VIVAnews - Pemerintah Islandia bersedia menyewakan sebidang tanah kepada seorang konglomerat China. Dia berambisi membangun suatu kawasan hotel dan rekreasi di suatu wilayah di negeri ujung barat laut Eropa itu, yang sedang memulihkan diri dari krisis keuangan.

Menurut kantor berita Reuters, 4 Mei 2012, konglomerat China itu bernama Huang Nubo. Perlu enam bulan bagi dia untuk membujuk pemerintah Islandia, termasuk otoritas setempat, agar menyewakan 70 persen dari suatu wilayah seluas 30.000 hektar.

Stasiun radio pemerintah Islandia, RUV, mengungkapkan bahwa Huang bersedia membayar 1 miliar krona (sekitar Rp73,5 miliar) untuk sewa lahan selama 40 tahun. Dia akan menggunakan lahan itu untuk membuat lapangan golf, hotel, dan pusat rekreasi di luar ruangan.

Tadinya, pada November 2011, pemerintah masih menolak usulan sewa itu, karena belum memenuhi syarat legal mengenai kepemilikan asing. Namun, dalam sidang di parlemen pekan ini, pemerintah sepakat meluluskan penyewaan itu dengan syarat bisa menguasai 20 persen saham dari kepemilihan lahan itu saat ada beberapa petani yang belum bersedia melepas tanah mereka untuk disewa.

RUV memperkirakan bahwa pembangunan kawasan tetirah dan rekreasi itu akan butuh investasi sekitar 20 miliar krona. Proyek besar itu juga akan menyerap 400 hingga 600 tenaga kerja.

Islandia masih berjuang untuk pulih dari krisis keuangan terburuk dalam sejarah mereka pada 2008. Krisis itu sampai menyebabkan tiga bank jatuh bangkrut dan mantan perdana menteri Islandia diadili, walau akhirnya divonis bebas dan hanya bersalah atas pelanggaran ringan.

Sementara itu, Huang dikenal sebagai Ketua Dewan Direktur Zhongkun Investment Group, yang berbasis di Beijing. Dia masuk peringkat 161 dalam daftar orang terkaya se-China pada 2010 versi majalah Forbes.

Ambisi Huang itu cukup mengejutkan, karena dia ingin membangun kawasan wisata di wilayah yang sangat dingin seperti Islandia, yang justru terkenal sebagai wilayah pertambangan. Bagi kalangan pengamat, rencana ini bisa jadi terkait dengan strategi ekspansionisme China dalam mencari tambang-tambang baru di Laut Arktik.

Perdana Menteri China, We Jiabao, tahun ini telah mengunjungi Islandia. Saat itu, China dan Islandia sepakat bersama-sama terlibat dalam proyek kelautan, ilmu kutub, dan energi panas bumi. (eh)

Netanyahu Gelar Rapat Kabinet Tingkat Tinggi, Bahas Gencatan Senjata Israel dengan Hizbullah