Cabai Tanpa Biji, Lebih Manis dan Renyah

cabai tanpa biji
Sumber :
  • daily mail

VIVAnews - Kabar baik bagi mereka yang kerap kewalahan membuang biji cabai demi mengurangi kepedasannya. Melalui penelitian selama 15 tahun, sejumlah ilmuwan berhasil mengembangkan varietas cabai tanpa biji.

Tak hanya bebas biji, cabai yang diperkenalkan dengan nama Angello ini mengandung 25 persen brix lebih lebih tinggi dibandingkan jenis cabai lainnya. Brix merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk menakar manis buah dan sayuran.  

Cabai Angello tumbuh di Spanyol Selatan, Israel, dan Belanda. Tanpa menghilangkan tekstur khas cabai, cabai Angello menawarkan rasa lebih manis dan renyah. Varietas baru ini juga diklaim menjadi salah satu sumber vitamin C yang cukup baik.

Mulai 4 Desember tahun ini, Marks & Spencer menjadi pengecer pertama yang akan memasarkan cabai tersebut di Inggris.

"Kami menyadari biji cabai menciptakan sensasi pedas yang bisa membuat seseorang sakit, karenanya kami mencoba menawarkan cabai tanpa biji, sehingga semua orang bisa menikmatinya tanpa repot membuang bijinya," ujar Zeina Orfali, seorang pakar cabai dari M&S, seperti dikutip Daily Mail.

Pengembang varietas ini, Bernard Sparkes, menyambut gembira kerja sama dengan M&S. "Ini benar-benar menarik, varietas baru ini mulai menjangkau kalangan atas," katanya. "Yang pasti, konsumsi cabai ini tidak hanya menghemat waktu, tapi rasanya lebih lezat dibanding jenis cabai lain."

Cabai Terpedas
Cabai tanpa biji menjadi angin segar bagi mereka yang tak terlalu suka pedas. Sementara itu, mereka yang keranjingan pedas, ada cabai terpedas di dunia yang dikembangkan Nick Woods, 39, di kota Grantham, Inggris.

Saking pedasnya, cabai yang masuk dalam Guinness Book of Records ini mendapat peringatan karena bisa membahayakan kesehatan.

"Ketika saya mencoba, rasanya cukup enak, seperti rasa buah yang aneh, tetapi kemudian ada rasa tertunda yang kemudian sangat pedas. Tiba-tiba saya merasa seperti terbakar di bagian belakang tenggorokan, sangat panas, sehingga saya tidak bisa berbicara," kata Woods.

Setelah mencobanya, Woods merasa gemetaran tidak terkontrol. Ia merasa sakit secara fisik. "Saya tidak merekomendasikan siapa pun memakannya dalam keadaan mentah," katanya. (art)

OJK Klaim Aset Kripto Berpotensi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Begini Penjelasannya