Beda Gaji Peneliti RI dan Negara Lain
- sefora.org
VIVAnews - Kalangan insinyur menyoroti rendahnya gaji yang diterima peneliti dengan pangkat tertinggi yang bekerja di pemerintahan. Bahkan, jika dibandingkan dengan profesi yang sama di negara maju, porsi gaji peneliti Indonesia hanya satu persen.
"Di Indonesia, jabatan struktural tampaknya lebih dihargai dibandingkan fungsional," kata Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Muhammad Said Didu, ketika dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.
Dalam catatan PII, gaji peneliti utama di Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kementerian Riset dan Teknologi hanya berkisar Rp5-6 juta per bulan.
Gaji tersebut terbilang sangat rendah jika dibandingkan dengan profesi yang sama di negara-negara Asia Tenggara yang berkisar antara Rp90-100 juta per bulan.
Apalagi, dia melanjutkan, jika gaji peneliti pemerintah atau teknokrat di Tanah Air dibandingkan dengan pendapatan peneliti dari negara maju. Di negara dengan teknologi yang sudah mapan, para peneliti bisa memperoleh pendapatan antara Rp400-600 juta per bulan.
"Dulu, perbedaaan antara gaji peneliti di Tanah Air dan luar negeri tidak terlalu jauh," kata Said.
Dia menambahkan, gaji yang diterima peneliti utama BPPT sudah termasuk di dalamnya gaji pokok dan berbagai tunjangan. "Dengan penerimaan itu, tidak mungkin peneliti bisa hidup. Mungkin mereka tidak akan mengizinkan anaknya untuk ikut menjadi peneliti," ujarnya.
Said menjelaskan, penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah pernah terjadi pada era 1990-an. Kala itu, mantan Menristek BJ Habibie merupakan motor penggerak yang memperjuangkan kesejahteraan bagi para peneliti.
Bahkan, peneliti BPPT saat itu menerima gaji yang hampir sama dengan pegawai PT Pertamina (Persero). (art)