Masuk Forbes, Apa Kiat Pemasaran 'Sari Roti'
- sariroti.com
VIVAnews - PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, produsen produk roti Sari Roti, memilih sistem pemasaran melalui produksi massal ketimbang membuka butik roti di toko-toko atau mal.
"Kami tidak ada rencana membuka butik atau gerai. Kami tidak ada rencana ke sana," ujar Direktur Operasional Nippon Indosari Corpindo, Yusuf Hady, di Jakarta, Kamis, 8 September 2011.
Menurut Yusuf, strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan adalah menyasar pasar-pasar seperti toko swalayan, pedagang roti keliling, serta toko-toko kelontong yang banyak terdapat di lingkungan konsumen.
Dengan memproduksi roti dalam jumlah besar, Nippon Indosari mengaku lebih gampang menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah, sehingga target penjualan dapat tercapai.
"Industri massal, agak menengah ke bawah, maka harganya ada yang Rp2.000 sampai Rp9.000. Ya, seperti roti sobek banyak di kampus-kampus atau anak kost yang makan, ya mahasiswa pun mampu," kata Yusuf.
Dia menambahkan, strategi pemasaran melalui pembukaan butik roti justru akan membuat harga roti produk perusahaan akan semakin mahal. Alasannya, perusahaan biasanya harus membayar tarif sewa yang cukup mahal dan biaya itu dialihkan ke konsumen dengan menjual produk lebih mahal.
Namun, diakui Yusuf, perusahaan juga sempat mengalami penurunan penjualan selama bulan puasa dan lebaran lalu. Penurunan penjualan sebesar 2 persen dianggap normal, karena masyarakat biasanya mengurangi konsumsi makanan selama bulan itu.
Sementara itu, pada masa lebaran, perusahaan tidak dapat memasok roti dalam jumlah besar. Sebab, selama masa Hari Raya Idul Fitri, perusahaan memutuskan berhenti beroperasi karena karyawan dan pegawainya tengah menikmati cuti.
"Kami juga melakukan pembersihan (cleaning), pabriknya dibersihkan selama dua hari," kata Yusuf.
Saat disinggung mengenai rencana manajemen memperkuat posisi perusahaan, menurut Yusuf, Nippon memiliki keinginan mengakuisisi perusahaan lain. Sayangnya, hingga kini belum ada perusahaan yang mau menawarkan.
"Ada rencana, tapi belum ada yang jual, belum ada yang nawarin," ujar dia.
Seperti diketahui, Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu dari tiga perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar 200 Best Under A Billion versi majalah Forbes. Daftar tersebut memuat 200 perusahaan di Asia dengan pendapatan berkisar antara US$5 juta hingga US$1 miliar. (art)