Penyebab Kenaikan Harga Daging Ayam
- AP Photo
VIVAnews - Kenaikan harga daging dan telur ayam menjelang puasa disebabkan kenaikan harga pakan ternak. Kenaikan pakan ternak disebabkan penurunan produksi jagung sebagai bahan baku.
"Pakan ternak naik, produksi jagung dan dedak turun, ini yang membuat daging dan telur ayam naik. Tapi, ini siklus tahunan," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dalam kunjungan kerja ke Rumah Potong Ayam PT Ciomas Adisatwa di Parung, Bogor, Jawa Barat, Senin, 18 Juli 2011.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan per pekan pertama Juli 2011, harga daging ayam tercatat Rp25.916 per ekor, sedangkan untuk telur ayam Rp16.672 per kilogram. Mendag memastikan bahwa yang terpenting adalah stok mencukupi dan produk tersedia di pasar dengan harga relatif stabil.
Wakil Presiden Eksekutif dari PT Japfa Comfeed Indonesia, A Harwanto, menjelaskan, kenaikan harga daging dan telur ayam sebenarnya sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternak. Biaya produksi peternak naik akibat harga pakan ternak seperti dedak dan jagung yang juga meningkat.
Menurut dia, kebutuhan daging dan telur ayam saat ini tidak hanya dipasok dari Pulau Jawa. Perkembangan produksi di wilayah lain seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi yang membaik, membuat daerah itu dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Karena memang pada tahun terakhir, lanjut Harwanto, beberapa pabrik pakan ternak berkembang di beberapa daerah itu.
Sementara itu, Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia, Don P Utoyo, mengatakan kenaikan harga daging dan telur ayam menjelang puasa dan lebaran adalah sesuatu yang wajar meski perlu diawasi persentase kenaikannya.
"Sebelum lebaran bisa naik dua sampai tiga kali lipat, jangan ini dianggap sebagai gejolak harga, karena mereka (peternak) selama tujuh sampai delapan bulan sebelumnya rugi," ujarnya. (art)