Chief Executive Google Lakukan Peremajaan
- AP Photo
VIVAnews - Salah satu pendiri Google, Larry Page, kembali ke jajaran manajemen Google dengan menggantikan Eric Schmidt sebagai Chief Executive Google.
Tak menunggu lama setelah balik ke Google, pria 38 tahun itu langsung mempromosikan tujuh orang eksekutif baru yang akan mengetuai divisi-divisi terpenting Google, yang nantinya akan melapor langsung kepadanya.
Beberapa orang yang diangkat oleh Page menjadi Senior Vice President adalah Andy Rubin, yang akan bertanggung jawab pada software ponsel Android; Salar Kamangar yang mengurusi YouTube dan video; Sundar Pichai yang mengepalai sistem operasi dan peramban Chrome; serta Vic Gundotra, yang akan fokus pada strategi jejaring sosial Google untuk bisa berkompetisi dengan Facebook Inc.
Tiga orang lain yang juga diangkat menjadi Senior Vice Presidents adalah Susan Wojcicki, yang akan bertanggung jawab di bidang periklanan; Alan Eustace, yang akan memimpin bidang pencarian Web; dan Jeff Huber, yang akan mengurusi local and commerce.
Salah satu eksekutif Google yang cukup terkenal, Marissa Mayer, tidak dipromosikan, namun ia akan tetap bertanggung jawab untuk mengepalai layanan lokal dan lokasi. Mayer akan bertanggung jawab kepada Huber, dan mengetuai proyek pengembangan Google pada layanan yang mirip dengan Groupon.
Sementara Eric Schmidt, 55, yang dulu sempat menggantikan Page sebagai Chief Executive pada 2001, kini menjabat sebagai Executive Chairman dan bertugas mengurusi masalah hubungan dengan pemerintahan serta kemitraan.
Para analis menilai langkah ini untuk membabat jalur birokrasi, dilakukan sebagai upaya untuk mengembalikan semangat inovasi perusahaan seperti di masa-masa awal kesukesan Google.
Menurut Collin Gillis, analis dari BGC Partners, Larry tengah berupaya memulainya lagi dari awal. "Jelas, dia tidak sekadar menjadi Eric Schmidt 2.0 (penerus kebijakan Eric Schmidt - red)," kata Gillis, dikutip dari situs LA Times.
Kini Google adalah perusahan berpendapatan tahunan hampir US$30 miliar atau sekitar Rp 258,6 triliun, dan memiliki lebih dari 24.000 karyawan. Seiring dengan membesarnya perusahaan, pertumbuhan Google beberapa tahun terakhir semakin lambat. Praktis, Google mengandalkan pemasukan utama dari bisnis iklan pencarian. Hal ini membuat saham Google tidak sebaik pesaing lain.
"Page ingin melakukan sesuatu yang tak pernah dilakukan perusahaan lain, menjadi besar di bidang inovasi. Mengalahkan perusahaan lain yang datang sesudahnya, dan kembali lagi untuk melakukan hal sama," kata Steven Levy, pengarang buku mengenai Google berjudul 'In the Plex, How Google Thinks, Works and Shapes Our Lives'. (eh)