Calon Menteri Pertanian Yang Diusung Prabowo

VIVAnews- Tanda-tanda perombakan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II semakin menguat. Partai Gerindra bahkan telah menyiapkan dua orang kadernya untuk mengisi kursi menteri.

Anggota Fraksi Gerindra Desmond Junaidi Mahesa mengatakan bahwa partainya sudah mempersiapkan dua jagoan. Mereka adalah Widjono Harjanto yang diplot untuk mengisi pos kementrian BUMN, serta Rachmat Pambudi sebagai Menteri Pertanian.

Menurut Desmon, dua pos kementerian itu paling signifikan dengan garis kebijakan Partai Gerindra. Dua sektot itulah, kata Desmon, yang selama ini paling sering dikritisi partainya. " Sektor yang kami kritik selama ini, tentunya itu yang kami harapkan, akan kami kelola," ujarnya.

Siapakah calon Menteri Pertanian Rachmat Pambudy yang diusung Gerindra?

Rachmat Pambudy saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI) versi Prabowo. Ia juga menjadi dosen dan peneliti pada Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Rachmat menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Peternakan IPB (1983), Master (S2) di bidang Komunikasi Pembangunan IPB (1988), dan Doktor (S3) dibidang Penyuluhan Pembangunan IPB (1999). Selain sebagai praktisi agribisnis, juga sebagai Staf Pengajar IPB, juga pernah aktif sebagai peneliti pada Pusat Studi Pembangunan-Lembaga Penelitian IPB, Jonggol Animal Science Teaching and Research Unit (JASTRU), dan pendiri koperasi yang bergerak dibidang agribisnis.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor ini juga menjadi Ketua Pimpinan Pusat Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (PP LP2NU).

Ketika diminta konfirmasi apakah dia telah diminta kesediaanya oleh Gerindra sebagai calon menteri, Rachmat enggan menanggapi.
"Jangan ngomong tentang ini ya, saya tidak mau ngomong tentang ini," ujarnya kepada VIVAnews.

Rachmat Pambudy sendiri masuk dalam tim perumus ekonomi kerakyatan yang digadang Prabowo Subianto. Rachmat bergabung dalam Institut Garuda Nusantara bersama Endang S Thohari (doktor Prancis ahli pedesaan), Widya Purnama (mantan Direktur Utama Pertamina), dan Rauf Purnama (mantan Direktur Utama PT Asean Aceh Fertilizer).