- AP Photo
VIVAnews - Nobuko Kan, istri Perdana Menteri (PM) Jepang, mengaku punya pendekatan unik untuk memotivasi suaminya bekerja sebagai pemimpin, yaitu membuat dia tidak betah di rumah. Itulah sebabnya PM Naoto Kan lebih memilih berdebat dengan para lawan politiknya di parlemen ketimbang bersilat lidah dengan istri.
"Suami saya pernah berkata ke saya, 'Saya sebenarnya tidak suka ke gedung Diet [nama parlemen Jepang] karena orang-orang di sana tidak baik dan kritis. Namun, ternyata lebih mudah meladeni mereka ketimbang berantem di rumah dengan kamu,'" kata Nobuko seperti dikutip stasiun televisi BBC.
"Itulah caranya untuk membuat dia keluar dari rumah dan pergi menuju Diet. Mungkin itulah bentuk dukungan yang bisa saya berikan kepada dia," ujar Nobuko
Nobuko melontarkan pernyataan kontroversial itu dalam forum yang diselenggarakan perkumpulan jurnalis media asing di Tokyo, Rabu 12 Januari 2011. Dia juga memperkenalkan buku yang dia tulis mengenai suaminya yang berjudul, "Anata ga Sori ni Natte nani ga Kawaru no?," yang artinya "Perubahan Apa yang akan Terjadi di Jepang Setelah Kamu Menjadi Perdana Menteri?"
Nobuko juga mengatakan, bila berkesempatan lahir kembali (reinkarnasi), dia tidak mau lagi menikah dengan suaminya sekarang. "Saya sudah menjalani kehidupan seperti saat ini. Tidak menarik kalau melakukan hal yang sama lagi. Saya ingin menjalani kehidupan yang benar-benar berbeda," ujar Nobuko.
Namun bukan berarti Nobuko sudah tidak suka lagi dengan suaminya. Dia hanya ingin menjalani suatu kehidupan yang benar-benar baru bila mendapat anugerah untuk reinkarnasi.
Kendati bersikap santun dan selalu mengenakan pakaian tradisional kimono, Nobuko dikenal "berlidah tajam." Perempuan berusia 65 tahun itu tidak segan melontarkan pernyataan yang blak-blakan, termasuk bila membincangkan suaminya.
Dalam bukunya, yang terbit tahun lalu, Nobuko mengungkapkan suaminya payah dalam memasak dan berbusana, begitu pula kurang piawai dalam memimpin. Nobuko sadar bahwa Kan bukanlah pemimpin yang populer.
Maka, Nobuko mengaku saat pindah ke rumah dinas perdana menteri pada pertengahan tahun lalu, dia cuma membawa sedikit baju. "Ini untuk berjaga-jaga kalau dia mundur [jadi perdana menteri] secara cepat," kata Nobuko.
Kan, yang menjabat sebagai PM sejak Juni tahun lalu, tengah mendapat tekanan bertubi-tubi. Selain selalu dikritik karena lambat menangani krisis ekonomi, Kan juga harus menghadapi intrik dari sesama kolega di Partai Demokratik Jepang yang dia pimpin. (sj)