- Operawatch.com
VIVAnews - Bagi pendiri browser Opera Jon Stephenson von Tetzchner, Indonesia memang negara yang tak asing. Indonesia adalah negara pengguna browser untuk ponsel, Opera Mini, yang terbesar di dunia saat ini. Dia juga pernah berkunjung ke Bali, sesudah pernikahannya beberapa tahun lalu.
Bertepatan dengan momentum peluncuran terbaru browser desktop Opera 11 pekan ini, VIVAnews berkesempatan mewawancarai pendiri Jon Von Tetzchner melalui sambungan telepon internasional, pada Rabu sore 16 Desember 2010.
Kepada VIVAnews ia bercerita tentang masa-masa awal pendirian browser itu bersama Geir Ivarsøy, arah perkembangan Opera, fitur-fitur terbaru yang dimiliki oleh Opera 11, hingga kemungkinan untuk ekspansi bisnis di Indonesia. Berikut petikan wawancaranya.
VIVAnews: Opera browser versi 11 mirip sekali dengan browser Chrome. Apakah Anda memang sengaja mengadopsi tampilan dan fitur-fitur Chrome ke dalam versi terbaru Opera?
Jon Von Tetzchner: Apa yang Anda maksud dengan pertanyaan itu? Kami memiliki ratusan fitur yang tidak Anda jumpai di browser Chrome. Pada browser Opera 11 Anda akan menjumpai salah satu fitur kami yang tidak ada di browser manapun, yaitu Tab Stacking. Dengan Tab Stacking Anda bisa menumpuk tab-tab sehingga Anda bisa mengendalikan lebih banyak tab di browser dan mengaturnya secara lebih baik.
Kami juga memiliki fitur mouse gesture di mana pengguna bisa melakukan navigasi memanfaatkan gerakan tetikus sehingga bisa berselancar di internet dengan semakin cepat. Selain itu tentu juga masih banyak lagi fitur-fitur yang hanya dijumpai di browser kami
Seperti halnya tabbed browser, apakah Anda juga akan membawa tab stacking ini ke platform mobile seperti Opera Mini atau Opera Mobile?
Saya pikir mungkin di sebuah ponsel Anda akan membutuhkan lebih sedikit tab di bandingkan di komputer desktop. Anda tidak akan membutuhkan 30-40 tab yang terbuka seperti di komputer desktop. Begitu pula dengan ukuran layar yang begitu kecil.
Browser Anda menggunakan engine bernama Carakan. Bisa Anda jelaskan sedikit mengenai Carakan dan bagaimana ia bisa menjawab tantangan yang dibutuhkan pengguna?
Carakan adalah engine browser yang empat atau lima kali lebih cepat dari engine yang kami luncurkan pada saat awal. Dan selalu ada kebutuhan untuk membuatnya lebih cepat dan lebih efisien lagi.
Kami membuat engine Carakan sebagai sebuah engine yang sangat cepat. Bila fokus kami terhadap engine sebelumnya adalah penggunaan memori, sementara fokus kami pada Carakan utamanya adalah kecepatan. Karena web digunakan untuk menjalankan aplikasi, Anda membutuhkan engine yang efisien. Dan engine Carakan adalah engine yang sudah sangat cepat, yang akan terus ditingkatkan lagi kecepatannya setiap saat.
Apakah Anda yakin engine Carakan ini bisa membuat Anda mampu berkompetisi dengan Google Chrome dalam hal kecepatan?
Secara fisik, bila Anda melihat pada statistik ,bila Anda membandingkan dengan versi terakhir Chrome maupun Opera, biasanya kami dan Chrome berada di posisi atas, tapi tergantung pada pengujian itu sendiri, tergantung pada hardware yang dipakai pada pengujian. Dan kompetisi yang seru biasanya terjadi antara Opera dan Chrome.
Anda mengembangkan Opera dari awal. Bisa Anda ceritakan sedikit bagaimana Anda mengawali proyek ini?
Saat kami memulai Opera, berdua (bersama dengan Geir Ivarsøy) pada tahun 1994. Saya menjadi programmernya pada 1996-1997. Bila dibandingkan dengan tim Netscape (cikal bakal browser Mozilla Firefox) yang juga masuk ke pasar browser kurang lebih di waktu yang sama dengan kami, mereka memiliki banyak uang, tapi kami tidak punya uang.
Kami memulai Opera dengan modal awal perusahaan US$ 7 ribu yang kami habiskan dalam waktu 5 tahun. Jadi kami memang sangat berbeda dari startup-startup yang lain dalam hal ini.
Tapi sejak pertama Opera dibuat jelas sekali bahwa fokus kami adalah kepada pengguna (end user). Kami selalu berkompetisi dengan perusahaa-perusahaan besar yang memiliki lebih banyak uang daripada kami. Fokus kami adalah bagaimana kami memberikan perbedaan dengan yang lain. Jadi fokusnya adalah penguna.
Kami percaya bahwa internet harusnya bisa diakses oleh semua orang, dan sebuah browser harus bisa berjalan di setiap komputer, bisa berjalan di jaringan yang lambat sekalipun, dan bisa menyesuaikan dengan kondisi pengguna.
Apakah Anda sudah puas dengan perkembangan Opera saat ini. Apakah Opera sudah menjadi browser yang Anda bayangkan sebelumnya?
Saya melihat bahwa kita harus selalu berupaya untuk membuat browser yang lebih baik setiap saat. Kami kini sudah memiliki Opera 11, Saya pikir browser-browser yang telah kami luncurkan adalah produk yang baik, dan kami telah membuat perkembangan yang baik. Jadi fokus kami adalah bagaimana meningkatkan browser agar terus menjadi lebih baik lagi.
Kami telah menyiapkan orang-orang yang memikirkan versi browser berikutnya, dan selalu ada ruang bagi peningkatan yang lebih baik. Jelas, dengan kondisi pasar saat ini kami telah memiliki jumlah pengguna, baik pengguna mobile maupun pengguna desktop PC, lebih dari 150 juta orang. Hal itu membuat saya sangat bangga.
Jumlah pengguna kami bertambah sekitar 50 juta pengguna aktif tahun ini. Ini membuat saya bangga. Saya juga senang banyak orang menyukai apa yang kita lakukan dan mereka memberikan feedback kepada kami, bagaimana kami bisa memperbaiki browser ini menjadi lebih baik lagi.
****
Jon S. von Tetzchner, mulai mengembangkan browser Opera bersama dengan koleganya bernama Geir Ivarsøy pada 1994. Saat itu keduanya masih bekerja untuk Norwegia Telecom Research (Telenor) dan mengembangkan software bernama MultiTorg Opera.
Belakangan, Telenor tidak melanjutkan proyek tersebut namun Geir dan Jon mendapatkan hak intelektual atas software itu. Keduanya membentuk perusahaan Opera Software untuk meneruskan proyek browser yang kemudian dinamakan sebagai browser Opera.
Kini, browser menjadi kebutuhan penting bagi para pengguna internet. Browser Opera memiliki lebih dari 150 juta pengguna di seluruh dunia, dan Opera Software telah memiliki lebih dari 500 karyawan termasuk karyawan asal Indonesia. Browser Opera ini berkembang pesat di masa datang.
****
Bagaimana pandangan Anda terhadap sebuah browser di masa depan. Apakah browser akan menjadi sesuatu yang Anda temukan di setiap perangkat elektronik?
Biasanya pengguna komputer PC paling banyak menghabiskan waktunya di depan browser. Seperti yang Anda sebutkan bahwa browser akan ada di mana-mana, kami selalu mengatakan bahwa hanya ada satu web, dalam hal ini, untuk waktu yang lama banyak orang tidak setuju dengan pendapat kami itu, dan akhirnya mereka sepakat.
Dan sekarang platform kami sudah menyediakan akses web melalui PC, ponsel, juga di konsol game, set top box TV, mobil, pemutar media, frame foto, sudah jelas bahwa browser dan web akan tersedia di mana-mana. Dan semua perangkat tadi terhubung dengan web, dan mereka juga terinterkoneksi satu sama lainnya.
Opera memiliki teknologi yang bisa mensinkronisasikan link maupun folder di antara semua perangkat tadi. Kami memiliki Opera Unite yang merupakan bagian dari browser desktop kami yang mana pengguna internet bisa mensinkronisasi sebuah file ke semua perangkat yang terhubung internet.
Bila Anda memiliki file foto di komputer Anda, maka browser Opera akan secara otomatis mensinkronisasi file foto itu ke komputer yang lain sehingga ia bisa diupdate serentak dalam satu waktu, dan bila salah satu komputer rusak, Anda juga memiliki cadangannya.
Selain itu Opera Unite juga memungkinkan pengguna internet lain untuk mencari informasi yang ada di dalam komputer Anda, kami percaya teknologi ini bekerja dengan baik pada web yang terinterkoneksi.
Pemikiran asli dari Internet bahwa ini akan terdistribusi, seperti koneksi peer-to-peer, dan kami percaya bahwa web akan ke arah sana. Tren ke depan untuk menempatkan semuanya di cloud, akan lebih terdistribusi. Kita memang akan memiliki satu cloud yang kuat, tapi kita akan tetap memiliki interkoneksi web yang terdistribusi.
Indonesia adalah pengguna Opera Mini terbesar. Seperti apa kecenderungan perilaku internet mereka?
Secara umum mereka mengunjungi banyak situs yang berbeda. Tapi ada sejumlah besar pengguna Indonesia yang sangat fokus dalam kegiatan sosial.
Mereka mengakses berbagai situs jejaring sosial dari mulai Facebook sampai MyOpera (jejaring sosial milik browser Opera). Namun ada juga berbagai pengguna yang mengakses situs-situs long tail (situs yang memilih segmen pembaca spesifik bukan umum).
Jumlah pengguna Opera Indonesia di ponsel jauh lebih besar di bandingkan dengan pengguna Opera di komputer PC. Apa strategi Anda untuk meningkatkan jumlah pengguna browser PC di Indonesia?
Penetrasi internet Indonesia di ponsel lebih besar ketimbang populasi pengguna komputer PC, jadi potensi jangkauan kami di ponsel juga lebih besar. Selain pertumbuhan pengguna Opera di ponsel yang sangat besar, kami juga mencatat pertumbuhan yang cukup baik dari sisi pengguna di Opera desktop.
Jadi para pengguna yang senang dengan browser kami di ponsel mulai menggunakan browser di desktop. Kami memiliki komunitas pengguna browser desktop yang juga cukup besar. Memang tidak nomor satu seperti di ponsel, tapi Indonesia masuk ke dalam daftar 10 besar pengguna Opera desktop.
Apa yang Anda lakukan untuk meningkatkan layanan bagi pengguna Indonesia?
Intinya adalah begaimana kami mendengarkan keinginan pengguna. Kami memiliki daftar panjang permintaan dari para pengguna di Indonesia dan pengguna kami di seluruh dunia.
Kebanyakan adalah mengenai bagaimana Opera bisa berjalan di kondisi yang dialami oleh pengguna, di kondisi komuter yang mereka gunakan, koneksi jaringan yang mereka gunakan, dan lain sebagainya.
Mungkin itu yang akan terus kami fokuskan. Dan kami harap pengguna Indonesia akan terus memberitahukan kepada kami bagaimana meningkatkan pelayanan kami.
Apakah Anda berniat membuka kantor cabang Opera di Indonesia?
Tentu ada kemungkinan untuk ke arah situ. Saat ini ada orang-orang kami di sana yang bekerja tanpa adanya kantor cabang di Indonesia. Untuk saat ini kami tidak memiliki rencana apapun ke arah situ. Tapi Indonesia adalah pasar kami yang sangat besar sehingga kami sangat memperhatikan indonesia.
Sebagai negara pengguna Opera di ponsel terbesar dan pengguna Opera di komputer yang juga besar, sudah jelas Indonesia adalah fokus kami. Namun saat ini, kami akan melayani dari sini (Norwegia) dan orang-orang kami di sana tanpa kantor fisik.
Bukankan dengan server (proxy server) Opera Mini yang dekat dengan lokasi Indonesia akan meningkatkan layanan Opera Mini bagi pengguna Indonesia?
Kami punya beberapa server di AS, Polandia, dan Islandia. Mungkin para pengguna Opera Mini dari Indonesia akan mengakses data dari Islandia. Dalam perspektif kecepatan, lebih penting bagi kami untuk memiliki server dekat dengan data (server situs web yang sering diakses oleh pengguna Indonesia). Sebab akan ada data dalam jumlah besar yang harus diambil dari server situs tersebut ke server Opera Mini. Dan, saat ini lebih banyak situs yang diakses oleh pengguna Indonesia tidak memiliki server di dekat Indonesia.
****
Tetzchner adalah seorang geek dengan minat yang besar untuk mengetahui informasi gadget dan perangkat berteknologi tinggi. Minatnya pada komputer dimulai sejak dini, terutama ketertarikannya terhadap antar-muka pengguna (user interface) dan aksesibilitas. Saat bepergian, pemegang gelar Master di bidang Ilmu Komputer dari University of Oslo itu, lebih suka mengunjungi toko-toko elektronik lokal daripada tempat wisata yang populer.
Tetzchner merupakan anggota Forum untuk Young Global Leaders sejak tahun 2005. Ia terpilih sebagai salah satu Bintang BusinessWeek Eropa tahun 2004. Pada 2009, nama Tetzchner disebut sebagai salah satu dari 40 pemimpin pembentuk industri komunikasi pada ponsel oleh perusahaan analis Informa, dan oleh GigaOM dinyatakan sebagai salah satu dari 15 tokoh berpengaruh di bidang ponsel.
Saat Opera melansir browser Opera versi 8 pada tahun 2005, Tetzchner sempat bernazar: bila Opera 8 diunduh oleh 1 juta orang dalam 4 hari, ia akan berenang melintasi Samudera Atlantik dari Norwegia ke AS. Ternyata jutaan orang mengunduh browser baru itu dalam beberapa hari. Opera Software mengumumkan bahwa von Tetzchner akan 'menepati janjinya'.
Pada 25-26 April 2005, pria kelahiran Reykjavík Islandia, 29 Agustus 1967 itu, menggelar upaya melintasi samudra Atlantik. Namun, dengan singkat upaya itu dinyatakan tidak berhasil. Peristiwa ini diliput oleh berbagai media teknologi maupun media mainstream.
****
Apa Anda memiliki rencana untuk datang ke Indonesia dalam waktu dekat?
Kami telah membicarakan tentang adanya kunjungan kerja ke Indonesia, dan saya pun sebenarnya sudah menginginkan untuk kembali ke Indonesia. Saya dulu pernah ke Indonesia, saat saya menikah saya pergi ke Bali. Tentu saja saya ingin kembali ke Indonesia, untuk melihat Indonesia yang sebenarnya, termasuk ke Jakarta. Saya harap saya bisa ke Indonesia dalam waktu dekat.
Menpora: Jangan ada Lagi Petasan di Lapangan
Dibayar Januari, Gaji TNI-Polri Bisa Naik Dua Kali
Wikileaks: RI Desak AS Pulihkan Kopassus
10 Pria Ini Jadi Musuh Wanita di 2010