Kanker Paru Telat Disadari karena Tak Bergejala, Kapan Harus Periksa?

Ilustrasi paru-paru/rontgen/x-ray.
Sumber :
  • Freepik/pressfoto

JAKARTA – Belum lama ini, industri hiburan Tanah Air berkabung atas meninggalnya aktris senior Kiki Fatmal. Pemain film Si Manis Jembatan Ancol itu diketahui meninggal dunia akibat komplikas kanker. Kiki Fatmala mengidap kanker paru yang baru ia temui saat sudah stadium akhir. Sebelumnya, sang aktris merasa tidak mengalami gejala sakit apapun sehingga telat memeriksakan diri.

Musim Hujan dan Batuk Pilek, Perkuat Imun dengan 5 Makanan Sehat Ini

Disampaikan oleh dr Sita Laksmi Andarini, Ph.D, SpP(K), selaku Ketua Kelompok Kerja Onkologi dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), bahwasanya kanker paru memang tidak memiliki gejala yang khusus sehingga banyak orang terlambat menyadari keberadannya.

"Kanker paru kebanyakan tidak bergejala. Kalau kita lihat paru tidak punya saraf perasa di dalamnya, tetapi ada di lapisan yang meapisi paru. Sehingga kalau belum mengenai lapisan itu belum bergejala. Tetapi kalau sudah kena, jadinya stadium 4. Lalu jika tidak masuk ke saluran pernapasan sentral tidak akan batuk darah," terang Dokter Sita, dalam media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara daring, Senin 4 Desember 2023.

Labu Siam dapat Mencegah Penyakit Kanker? Ini Dia Makanan Sehat yang Bisa Jadi Pertahanan Tubuh!

Karena gejalanya yang sulit ditemukan saat stadium awal, setiap orang disarankan untuk melakukan pemeriksaan dini kanker paru meskipun belum bergejala. Terutama bagi orang-orang yang memiliki risiko tinggi untuk mengidap kanker paru, seperti laki-laki di atas 45 tahun, perokok aktif, punya riwayat merokok, punya keluarga dengan riwayat kanker, dan orang yang pernah bekerja di tempat yang memicu kanker seperti pekerja tambang atau konstruksi bangunan.

Terpopuler: Cara Tambah Wawasan Tanpa Baca Buku, Trik Usir Laron Tanpa Matikan Lampu

"Sebelum ada gejala pada orang berisiko tinggi disarankan untuk deteksi dini," katanya.

"Atau dengan pemeriksaan CT Scan dosis radiasi rendah atau LDCT yang dilakukan berkala dua ahun sekali di rumah sakit rujukan yang diminta dari puskesmas," sambungnya.

Sering disayangkan pasien yang datang untuk periksa ke dokter paru baru menemukan penyakit kankernya setelah stadium lanjut. Adapun beberapa gejala yang berhubungan dengan kanker paru adalah batuk, batuk darah, sesak napas, hingga nyeri dara. Ada juga edema-SVCS karena pembesaran tumor yang menekan pembuluh darah. Gejala-gejala ini perlu diwaspadai dan bisa segera diperiksakan ke rumah sakit.

Menkes Budi

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Dengan kombinasi teknologi mutakhir, dukungan pemerintah, dan kolaborasi lintas sektor, masa depan pengobatan kanker di Indonesia semakin menjanjikan, memberikan harapan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024