Membangun Citra Diri Positif

Wanita terlihat tua.
Sumber :
  • doc Corbis

VIVAnews - Di tengah gempuran pemberitaan media tentang maraknya kasus Luna Maya - Ariel - Cut Tari yang bertubi-tubi belakangan ini, kita seperti diingatkan kembali tentang pencitraan diri.

Jokowi hingga SBY Bakal Ramaikan Kampanye Akbar RK-Suswono Sabtu Besok

Harga sebuah reputasi memang mahal. Secara marketing, seorang event organizer akan segera menghitung berapa kerugian yang diderita oleh trio Luna Maya - Ariel - Cut Tari secara fisik dan materi karena kasus yang mendera mereka.

Menurut Amalia E. Maulana, Ph.D, seorang Brand Consultant senior dari Etnomark Consulting, ibarat sebuah merek produk, diri kita sendiri juga adalah sebuah merek yang harus dijaga reputasinya. Bila reputasi sudah bagus dan terpercaya, seseorang kemudian bisa merencanakan beberapa pengembangan diri agar cita-cita hidup yang belum tercapai bisa segera diraih.

"Sebuah merek itu mahal sekali, sama seperti sebuah pencitraan diri untuk seseorang. Maka itu, kita perlu menjadikan diri sendiri lebih baik lagi sebagai seorang profesional yang bernilai lebih di lingkungan mana pun kita berada," kata Amalia di Jakarta baru-baru ini. "Bukan cuma produk yang perlu menjaga imej, diri seseorang juga perlu di-branding atau yang disebut 'I-Brand'."

'I-Brand' atau 'I' atau 'Aku' sendiri seirama dengan personal brand, yaitu diri seseorang adalah objek yang dipromosikan. Dalam hal ini, bukan hanya tokoh tertentu atau public figure yang bisa di-branding, seseorang yang ingin meningkatkan citra diri juga bisa memanfaatkan 'I-Brand' demi goal yang hendak diraih dalam peningkatan karier atau mewujudkan mimpi-mimpi pribadi.

Seseorang memang tidak harus menjadi selebriti atau public figure untuk mempunyai sebuah 'I-Brand' yang solid. Strateginya adalah pembinaan diri untuk menajdi seseorang yang punya nilai tinggi di mata rekan atau lingkungan sekitarnya.

"Strategi 'I-Brand' yang dikelola dengan baik, bisa menjadikan seseorang profesional lebih bernilai di mata rekannya yang terdiri dari teman sekerja, atasan, lingkungan di mana yang bersangkutan berada atau di mata para head hunter di pasar tenaga kerja," kata Amalia.

Mengelola I-Brand memang tidak bisa dilakukan sambil jalan atau sekadarnya. Perencanaan strategi yang baik serta pelaksanan yang disiplin akan membuat tujuan yang direncanakan sampai pada waktunya.

Bila ingin mengikuti lebih jauh tentang 'I-Brand' sebagai sarana meningkatkan kualitas diri, sebuah seminar sehari yang membahas tentang "Personal Branding" dengan tema "Strong I-Brand Tingkatkan Citra Diri" akan berlangsung pada Kamis (29/7) di Hotel Ritz Carlton Lingkar Mega Kuningan-Jakarta.