Segudang Manfaat Ubi Jalar yang Terus Menurun Dikonsumsi Warga

Petani memanen ubi merah
Sumber :
  • Antara/ Arif Firmansyah

VIVA Lifestyle – Peneliti Ahli Utama Organisasi Riset (OR) Pangan dan Pertanian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erliana Ginting, mengungkapkan, dari sisi gizi, terutama karbohidrat dan energi, ubi jalar tidak kalah jika dibandingkan dengan pangan sumber karbohidrat lainnya, seperti beras, jagung, dan terigu.

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

“Umbi memiliki peran yang sangat strategis karena dapat berfungsi sebagai sumber karbohidrat sekaligus substitusi sebagian terigu. Namun tingkat konsumsi aneka umbi, termasuk singkong, ubi jalar, ubi kayu, cenderung menurun belakangan ini,” kata Erliana, Senin 19 September 2022.

Ilustrasi ubi ungu

Photo :
  • pixabay/skate
Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

Erliana menjelaskan, karbohidrat yang terkandung dalam ubi jalar memiliki indeks glikemik rendah hingga sedang dalam menaikkan kadar gula darah dalam tubuh. 

“Sehingga baik untuk pencegahan dan terapi bagi penderita diabetes maupun obesitas,” kata dia.

Dukung Percepatan Swasembada Pangan, Petrokimia Gresik Sebar 54 Taruna Makmur ke Berbagai Daerah

Selain karbohidrat, ubi jalar mengandung vitamin seperti vitamin A, C, dan E, serta mineral yang memadai bagi  kebaikan tubuh. Juga mengandung fenol yang bermanfaat sebagai antioksidan dan serat pangan yang dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh. Kadar nutrisi ini berbeda jumlahnya di tiap jenis ubi jalar. 

Ilustrasi Ubi Jalar

Photo :
  • Pixabay/ saint1533

“Ubi jalar memang sangat baik untuk kesehatan dalam kaitannya untuk serat pangan dan pati resistennya karena dapat berfungsi sebagai prebiotik dan dapat menurunkan kadar kolesterol dan gula darah,” katanya. 

Sayangnya, kata Erliana, pengolahan ubi jalar menjadi produk olahan masih banyak dalam bentuk makanan tradisional, sehingga kurang diminati generasi muda. 

“Oleh karena itu citra produknya sering dianggap rendah atau inferior. Apalagi sering disebut dengan “telo”, sehingga kurang menarik apalagi bagi generasi muda,” katanya. 

Menurutnya, untuk menarik minat generasi muda mengonsumsi ubi jalar yang kaya manfaat baik bagi tubuh dibutuhkan diversifikasi produk olahan. Seperti diolah menjadi makanan kekinian, seperti pasta, produk bakery, biskuit, es krim dan makanan ringan lainnya. 

Keripik ubi jalar

Photo :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

“Oleh karena itu perlu dilakukan diversifikasi penggunaannya menggunakan bahan baku ubi segar, tepung, maupun pati. Tentunya dengan teknologi sederhana untuk meningkatkan konsumsi kemudian citra sekaligus nilai tambah olahan ubi jalar,” katanya. 

Diketahui, pemerintah melalui Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam stimulan bantuan pemerintah, mengalokasikan pengembangan budidaya ubi jalar pada lahan seluas 2.000 hektare di beberapa wilayah Indonesia pada tahun ini.

Untuk menunjang pengembangan budidaya ubi jalar di Indonesia, lanjutnya, dibutuhkan keterlibatan semua pihak yang bekerja secara sinergi. “Promosi, diseminasi, sosialisasi, bimtek, fasilitas alat dan modal, serta keterlibatan semua stakeholder dalam pengembangannya,” katanya.
 

ilustrasi impor.

Lonjakan Pasokan Makanan dan Komoditas di Tiongkok Picu Kekhawatiran

The British Economist telah menyoroti tren yang mengkhawatirkan: Tiongkok tampaknya menimbun bahan-bahan seperti makanan, logam, dan energi dengan cepat.

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024