Indonesia Kekurangan Dokter Bedah

Meja Operasi
Sumber :
  • photobucket.com

SURABAYA POST – Jumlah dokter ahli bedah di Indonesia masih jauh dari ideal. Penyebaran dokter ahli bedah juga belum merata. Hingga saat ini, tenaga dokter ahli bedah masih terkonsentrasi di kota-kota besar.

Berdasarkan data Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (PABI), hingga 1 Februari 2010 ada 1.372 orang anggota PABI. Dari jumlah tersebut, konsentrasi terbesar masih di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung.

Jumlah terbanyak ada di Jakarta, sebanyak 189 dokter ahli bedah  tersebar di 106 rumah sakit. Sedangkan di Surabaya ada 137 dokter ahli bedah tersebar di 52 rumah sakit. Khusus di Jatim, ada  207 dokter bedah yang tersebar di 133 rumah sakit.

Komposisi jauh berbeda dibandingkan provinsi lain seperti Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. Di ketiga provinsi ini, jumlah tenaga dokter ahli bedah masih lebih rendah dibanding jumlah rumah sakit yang ada.

Dari segi perbandingan jumlah tenaga dokter ahli bedah dengan jumlah penduduk di Indonesia, angka yang ada juga masih belum ideal. Saat ini, perbandingan dokter ahli bedah dengan jumlah penduduk masih 1:100 ribu. Padahal di negara ASEAN seperti Thailand dan Filipina, perbandingannya sudah hampir mendekati ideal, 1:15.000.

Di Thailand misalnya. Perbandingan dokter ahli bedah dengan jumlah penduduk sebesar 1:10.950. Sementara di Filipina, perbandingannya 1:14.833. “Indonesia termasuk Jatim masih sangat kekurangan dokter ahli bedah,” kata Kepala Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Urip Murtedjo SpB-KL.

Menurut Urip, idealnya satu dokter bedah menangani 15 ribu penduduk. Kekurangan tenaga dokter ahli bedah tersebut coba diatasi Departemen Kesehatan (Depkes) dengan memberikan beasiswa kepada dokter umum yang mengambil spesialisasi ini.

Tapi ada syarat tertentu yang ditetapkan Depkes bagi penerima beasiswa ini. Mereka yang menerima beasiswa harus kembali ke daerah masing-masing setelah menyelesaikan pendidikan dokter spesialis bedah.

“Langkah ini diambil untuk menutup kekurangan dokter ahli bedah di seluruh Indonesia,” kata Urip.

FK Unair-RSUD dr Soetomo sendiri sudah menerima mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah Umum dengan beasiswa Depkes. Kebijakan itu berlaku di FK Unair-RSUD dr Soetomo sejak tahun ajaran 2008/2009.

Pabrik Peralatan Tanggulangi Tumpahan Minyak Didirikan, Akan Dukung Kelestarian Lingkungan Maritim

Biasanya, FK Unair-RSUD dr Soetomo hanya menerima empat PPDS tiap semester. Kini, ada tambahan empat PPDS beasiswa Depkes tiap semester.

Laporan: Reny Mardiningsih