Kolaborasi Jadi Kunci untuk Aksi Keberlanjutan
- Pixabay
VIVA – Pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan 17 tujuan besar dan 169 target, dari agenda Sustainable Development Goals atau SGDs ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional di 2020-2024.
Hal ini menunjukkan bahwa agenda SDGs bukan hanya sekadar menjadi komitmen global, namun menjadi panduan untuk Indonesia menerapkan program pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai salah satu mitra dalam inisiatif menjaga keberlanjutan sumber daya air, Ahli Hidrogeologi, Departemen Teknik Geologi, Universitas Gajah Mada, Heru Hendrayana mengatakan bahwa kerja sama UGM dan Danone Aqua dalam penelitian Hidrogeologi telah memberikan dampak positif kepada kepada para pengguna air.
"Pengguna air mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang benar bagaimana menjaga dan melestarikan sumber daya air, serta mengetahui bagaimana kondisi dan keberadaan sumber daya air di daerahnya sehingga mereka menjadi lebih peduli terhadap lingkungan, khususnya dalam pemanfaatan sumber daya air berkelanjutan,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Rabu 24 November 2021.
Heru menuturkan, hal itu berdampak pada terjaganya sumber-sumber air dan lingkungannya, serta meningkatnya aktivitas atau kegiatan program perlindungan terhadap lingkungan seperti penghijauan, pembersihan sampah, dan restorasi sungai.
Selain UGM, Danone-Aqua juga berkolaborasi dengan Lembaga Pendidikan Ma’arif dalam melakukan penguatan pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dan madrasah, pada isu kesehatan dan gizi sejalan dengan panduan Generasi Sehat Indonesia, hasil kerja sama mereka dengan FEMA Institut Pertanian Bogor.
“Buku panduan GESID berbicara mengenai tiga pilar utama, yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab. Ketiga pilar ini mengajarkan bagaimana kecukupan gizi akan memengaruhi mereka di masa mendatang, dan mengajak untuk bertanggung jawab atas diri mereka,” tutur VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto.
Program kolaborasi ini akan dijalankan dengan saat ini di tiga kabupaten dengan 40 sekolah, 80 guru dan 400 kader GESID. Keduanya bersama-sama memberikan edukasi, pendampingan dan evaluasi program secara berkala untuk mengukur pemahaman dari para siswa dan guru di sekolah.
“Kami berharap, program ini dapat dilakukan di banyak sekolah menengah lain, sehingga akan lahir duta-duta GESID yang membantu lebih banyak remaja untuk memahami dan menerapkan pola makan dengan gizi seimbang.” ungkapnya.