Mengenal Teknologi Near Infrared Spectroscopy

Para Pembuat Pakan Ternak
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA – Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki wilayah luas. Hal ini dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai hasil pertanian dan peternakan, dan pengembangannya bisa dibantu dengan kehadiran teknologi.

Workstation Terbaru Ini Siap Dukung Kreativitas Tanpa Batas

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berupaya membantu pemerintah melalui riset penyediaan bibit unggul dan pakan ternak berkualitas. Menurut peneliti Bioteknologi LIPI, Syamsidah Rahmawati, penggunaan pakan berkualitas dan suplemen yang tepat sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas.

Ia mengatakan, perlu teknologi untuk pengujian kualitas dan kadar nutrisi dari pakan, selain metode analisa kimia di laboratorium.

Penerapan AI dalam Membantu Industri Energi Menuju Efisiensi dan Keberlanjutan

“Teknologi Near Infrared Spectroscopy (NIRS) adalah salah satu metode baru, yang berpotensi untuk menggantikan metode analisa kimia dalam penentuan kadar nutrisi pakan ternak,” ujarnya, dikutip Rabu 3 Februari 2021.

Dirinya menjelaskan, metode NIRS ini memiliki banyak keunggulan, antara lain cepat, efektif dan efisien, ramah lingkungan karena tidak melibatkan penggunaan bahan kimia dalam aplikasinya, serta tidak merusak bahan.

Kebakaran Maut Pabrik Pakan Ternak di Bekasi karena Alat Produksi Meledak

Bicara soal pakan ternak, PT Widodo Makmur Unggas Tbk berencana merampungkan pabrik pakan ternak yang ada di Ngawi pada kuartal IV-2021, dan peningkatan volume ayam broiler.

Perusahaan peternakan ayam terintegrasi tersebut resmi melantai di Bursa Efek Indonesia hari ini, dan fokus mengejar target pendapatan pada 2021 sebesar Rp4,3 triliun.

Komisaris Utama WMUU Tumiyana menjelaskan, sejauh ini perseroan tidak merevisi target pendapatan maupun laba bersih sampai akhir 2021, meski target belanja modal diturunkan Rp400 miliar menjadi Rp1,5 triliun dari target semula Rp1,9 triliun.

Capex on progress, pendapatan masih dalam posisi tidak akan dikoreksi. Revenue driver kami mayoritas dari rumah potong," tuturnya.

Tumiyana juga menekankan, bahwa WMU fokus pada lini bisnis downstream melalui ayam karkas. Saat ini harga karkas relatif stabil dengan rata-rata Rp31.200 per kilo.

Senada dengan Tumiyana, Direktur Utama WMUU Ali Mas'adi menegaskan bahwa penurunan belanja modal tidak akan mengurangi target pendapatan perseroan pada tahun ini.

"Sebab, pendapatan mature perseroan berasal dari RPA yang masih sesuai rencana. Dukungan untuk landbank bisa diperoleh dari free market," ujar Ali.

Ia juga menambahkan bahwa saat ini fasilitas pabrik perseroan dari breeding farm, commercial, hatcery, slaughterhouse sudah mendapatkan sertifikat kompartemen bebas Avian Influenza (AI), sehingga untuk persyaratan ekspor sudah terpenuhi dan bisa segera merealisasikannya.

Direktur Pemasaran dan Penjualan WMUU Tri Mahawijaya Herlambang mengatakan tahun ini perseroan akan merealisasikan rencana ekspor ke negara tetangga. Apalagi kelengkapan dokumen dan fasilitas produksi yang telah dibangun berstandar dan bersertifikat internasional.

"Paling tidak di kuartal II atau III, kita sudah mulai ekspor ke negara tetangga dulu," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya