Paduan Modern dan Klasik ala Batik Denim
- Elizabeth
VIVA – Menggabungkan dua unsur yang berbeda kerap dilakukan perancang busana, untuk memberi nuansa baru pada industri fesyen. Seperti perpaduan antara batik yang mencerminkan tradisi zaman dahulu, dengan bahan denim yang identik dengan kasual.
Hal itu yang dilakukan oleh Elizabeth, merek fesyen lokal asal Bandung, Jawa Barat yang sudah hadir sejak 1963. Koleksi terbaru mereka dihadirkan dalam pameran busana yang berlangsung secara online, mengingat Indonesia masih dilanda pandemi.
Dengan menampilkan visual mapping serta gambar bergerak yang eksklusif, Elizabeth mengajak penonton untuk melihat sisi lain dari batik Jawa Barat yang menjadi salah satu inspirasi untuk koleksi Batik Denim. Motif batik yang digunakan adalah Megamendung, Kumeli dan Parang.
Konsep yang diusung adalah perpaduan antara kreasi turun-temurun dengan elemen modern untuk kombinasi gaya berpakaian kasual sehari-hari. Hal ini diwujudkan dengan memberi kesan elegan, modern dan penuh makna.
Head of Designer Elizabeth, Vernalyn Subali mengatakan bahwa denim adalah salah satu produk fesyen yang tidak akan pernah mati, dan selalu digemari dari zaman ke zaman. Penggunanya juga berasal dari berbagai usia, mulai anak muda hingga dewasa.
Vernalyn menjelaskan, adalah kali pertama Elizabeth memiliki koleksi tas, baju, dan sepatu dengan desain yang sama.
“Kalau hanya batik kan sudah biasa, maka dari itu untuk menyasar ke anak muda, kami padukan batik dengan denim agar bisa jadi ciri khas baru dan unik. Pakai batik enggak harus dalam gaya formal, tapi bisa dibuat lebih kasual dan relevan dengan keadaan sekarang,” ujarnya, dikutip Rabu 13 Januari 2021.
Acara ini juga dimeriahkan dengan kehadiran dua tamu spesial, yakni Atalia Praratya Kamil dan Risa Saraswati sebagai pembicara tamu. Keduanya mengaku sudah lama mengenal Elizabeth, dan sering mengunjungi toko ketika masih berusia muda.
Koleksi terbaru Elizabeth ini bisa didapatkan di 90 toko yang tersebar di seluruh Indonesia, atau melalui laman resmi mereka, www.elizabeth.co.id. “Khusus pembelian di website, ada bonus masker kain batik sebagai bentuk cinta kami terhadap para konsumen yang percaya akan produk lokal,” tuturnya.
Padahal Batik Sudah Diakui UNESCO, Sayangnya Pengrajinnya Terus Berkurang
Batik salah satu bukti nyata perjalanan panjang akan keragaman budaya Indonesia, telah diakui UNESCO sejak 2009. Namun, banyak tantangan yang dihadapi pengrajin batik.
