Kemenristek Sebut Asal Negara Vaksin Bukan Masalah
- Pixabay/Elchinator
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut beberapa vaksin COVID-19 selain dari Sinovac rencananya akan masuk Indonesia pada kuartal II-2021.
“Pemerintah sudah mengirim Letter of Interest dan sedang dalam proses negosiasi,” kata Menko Airlangga Hartarto dalam bincang-bincang daring Outlook 2021 di Jakarta, dikutip Jumat 25 Desember 2020.
Menko menyebut, vaksin yang dimaksud yakni Astra Zeneca, vaksin dari program Covax, dan Pfizer, yang disebut akan masuk pada kuartal II-2021.
Sementara itu, Presiden Jokowi juga telah menjalin komitmen kerja sama kesehatan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada April 2020 lalu, termasuk penanganan pandemi.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan bahwa pihaknya berharap vaksin Sputnik V dapat digunakan negara mitra Rusia untuk mengatasi COVID-19, termasuk Indonesia.
"Saya ingin menegaskan kembali, bahwa Rusia siap untuk bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi pandemi di Indonesia," ujar Vorobieva.
Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman Kementerian Riset dan Teknologi, Amin Soebandrio mengungkapkan, bukan tidak mungkin vaksin Sputnik V bisa digunakan di Indonesia apabila memang berhasil mendapatkan izin dan memenuhi persyaratan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
"Asal negara vaksin bukan isu. Vaksin yang digunakan di program vaksinasi bisa berasal dari Rusia, China, Inggris. Yang terpenting, vaksin tersebut memenuhi persyaratan yang dibutuhkan,” tuturnya.
Beberapa karakteristik vaksin Sputnik V yakni membutuhkan cold chain di suhu 2-8 derajat Celcius, lama penyimpanan hingga mencapai dua tahun, serta harga US$10 atau sekitar Rp141 ribu.
Vaksin Sputnik V saat ini telah didaftarkan di beberapa negara di dunia, mulai dari Brasil, India, hingga Belarus. Bahkan, Malaysia dilaporkan tengah dalam pembicaraan untuk membeli 6,4 juta dosis.