Pengembangan Digital Indonesia Terhalang Resistensi
- cimconlighting.com
VIVA – Pandemi yang sudah berjalan kurang lebih 7 bulan, telah mengubah total aktivitas masyarakat. Kini, banyak hal harus dilakukan melalui jalur digital.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa mengatakan, beberapa hal sudah dilakukan pemerintah untuk empercepat pengadopsian teknologi digital di masyarakat.
Mulai dari penyediaan jaringan backbone fiber optik ke seluruh ibu kota kabupaten/kota melalui proyek Palapa Ring, pengembangan pusat data nasional, sampai inisiasi penuntasan infrastruktur digital hingga ke pedesaan (program Last Mile). Program Last Mile diharapkan selesai pada 2022, dengan menghadirkan sinyal 4G di 12.500 desa yang belum tersentuh layanan sinyal 4G.
“Manfaat transformasi digital harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya saat menghadiri acara webinar ALE GovDay 2020 dengan tema Reshaping Indonesia Connected Government, dikutip Jumat 13 November 2020.
Sementara itu, Wakil Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo mengatakan bahwa digital tourism merupakan salah satu hal penting dalam pengembangan pariwisata Indonesia ke depan.
“Penguatan akses internet di tujuan wisata menjadi salah satu agenda penting dalam mewujudkan digital tourism. Kemenparekraf sedang membuat aplikasi keamanan dan kesehatan terintegrasi, yang dapat digunakan wisatawan di tempat wisata untuk mengetahui keadaan di tujuan wisata tersebut,” tuturnya.
Senada dengan Angela, Channel Sales Manager Alcatel-Lucent Enterprise, Novse Hardiman juga mengakui bahwa teknologi digital bisa jadi nilai tambah bagi pelaku bisnis pariwisata.
“Dengan menggunakan aplikasi, kita bisa mengetahui apakah obyek wisata yang akan kita datangi aman atau tidak. Informasi tersebut adalah nilai lebih dari aplikasi untuk meningkatkan kunjungan dan pendapatan dari obyek wisata tersebut,” ungkapnya.
Dalam bidang penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang dilakukan pemerintah berdasarkan Perpres nomor 25 tahun 2018, hasil positif mulai terlihat. Survei E-Government Development Index (EDGI) yang dirilis United Nations menunjukkan, Indonesia saat ini berada di peringkat 88, naik 19 peringkat dibanding 2018.
Vice President Channel and Territory Alcatel-Lucent Enterprise Asia Pasifik, Damien Delard mengungkapkan bahwa Alcatel-Lucent Enterprise sebagai penyedia layanan teknologi memiliki berbagai solusi yang bisa membantu menjawab berbagai tantangan terkait transformasi digital di Indonesia, termasuk resistensi terhadap perubahan.
Damien menyatakan, tantangan tersebut bisa dijembatani dengan solusi dari ALE, misalnya melalui citizen relationship management melalui platform Rainbow, yang merupakan platform komunikasi terintegrasi.
“Teknologi adalah alat untuk membantu mencapai tujuan manusia, misalnya untuk memperkuat demokrasi, meningkatkan partisipasi masyarakat, mendorong mobilitas, meningkatkan kepercayaan, menjadi lebih inlusif, dan membantu kelestarian lingkungan,” jelasnya.
Baca juga: 2 Ponsel Kelas Menengah Samsung Dapat Sertifikasi Wifi