LIPI Sebut Pandemi Munculkan Inovasi Ketahanan Pangan

Ilustrasi agrobisnis
Sumber :
  • WMU

VIVA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengatakan, ketahanan pangan menjadi masalah yang sangat penting sekaligus rentan dalam situasi pandemi seperti saat ini.

Mendes Bakal Terbitkan Aturan Minimal 20 Persen Dana Desa untuk Ketahanan Pangan

Pandemi disebut telah mengubah pola, budaya, tata kelola dan cara kerja. Namun, itu bisa dilihat sebagai sebuah hal yang positif, misalkan memunculkan berbagai kesempatan dan kreativitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Peneliti Bioteknologi Hewan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Endang Tri Margawati mejelaskan, terlepas dari berbagai problem yang ada, masa pandemi telah mendorong munculnya berbagai inovasi.

Dukung Program Ketahanan Pangan Prabowo, Heikal: Sudah Final dan Tak Bisa Ditawar Lagi

“Sumber daya alam masih sangat mendukung. Berbagai inovasi pertanian telah dilakukan sebelum masa pandemi. Hal yang perlu dilakukan saat ini adalah melakukan integrasi pertanian untuk meningkatkan ketersediaan pangan dan ekonomi,” ujarnya, dikutip dari laman resmi LIPI, Jumat 6 November 2020.

Salah satu bentuk dukungan dari hal tersebut, yakni seperti yang dilakukan oleh PT Widodo Makmur Unggas. Mereka mendorong lahirnya agropreneur melalui Joglo Tumiyono, yakni bangunan yang didedikasikan bagi pengembangan masyarakat, tempat pendidikan, dan pelatihan generasi muda.

Kementan Siapkan Brigade Pangan dan Optimasi Lahan, Jadikan Sumut Pusat Ketahanan Pangan Nasional

“Bukan hanya melalui program mentoring dan pendampingan saja, tapi memberikan pengetahuan dibarengi dengan praktik nyata di dunia bisnis," ungkap Direktur Utama WMU, Ali Mas'adi.

Joglo Tumiyono menjadi pusat pelatihan dan pembelajaran para pengusaha muda, agar siap menjadi pelaku ekonomi berdasarkan minat mereka di bidang peternakan, pertanian atau pengolahan bahan makanan.

Pembentukan agropreneur ini sesuai dengan visi dan misi perseroan, yakni sebagai jembatan untuk mendukung kesejahteraan peternak dan petani Indonesia.

“Petani dan peternak tidak lagi hanya menjadi pekerja, tapi mereka menjadi pengusaha. Kami berharap untuk berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi nasional, dengan cara menciptakan peluang bisnis, mengurangi kemiskinan,” tuturnya.

Baca juga: Mayoritas Orang Doyan Belanja Online Lewat WhatsApp atau Instagram

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya