Sering Main Game Online Sebabkan Gangguan Mental

Ilustrasi bermain game
Sumber :
  • www.pixabay.com/Bohed

VIVA – Bermain game online menurut sebagian orang dapat mengurangi rasa bosan. Terutama, dalam situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini. Namun, ada baiknya, kamu mulai membatasi bermain game online, karena terlalu banyak bermain game online dapat menyebabkan kecanduan.

Dukung Anak Muda Peduli ODMK, Triana Rahmawati Bangun Komunitas Griya Schizofren

Bukan hanya kecanduan, terlalu banyak bermain game online dapat menyebabkan gangguan pada saraf, leher dan jari tangan. "Penggunaan yang berlebihan dari bermain game memang akan mengganggu fungsi-fungsi dari otot, persendian, syaraf dan sering kali memunculkan berbagai gangguan di leher, di jari tangan, sakit kepala, migrain dan lainnya. Ada risiko pada kesehatan fisik terutama pada penggunaan yang berlebihan," kata Spesialis Kejiwaan, dr. Argo, SpKJ dalam program Hidup Sehat, tvOne, Selasa 14 Juli 2020.

Baca Juga: #TanyaDokter: Aturan Minum Obat Hipertensi Vs Kolesterol

Mood Swing: Penyebab, Jenis, Dampak, dan Cara Mengatasinya!

Tak hanya itu, bahaya lain dari kecanduan game online dengan konten kekerasan dan pornografi juga dapat menimbulkan gangguan kejiwaan. Dijelaskan Argo hal ini lantaran, pemaparan berlebihan dari berbagai hal yang dilihat, didengar dan saksikan. Semua itu, akan mempengaruhi otak seseorang. 

"Jadi kontennya berbau kekerasan, pornografi misalnya. Itu akan mempengaruhi otak kita. Sehingga akhirnya kita mencoba untuk meniru atau kemudian terbentuk suatu perilaku yang tidak diharapkan," kata dia.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Argo melanjutkan, dampak berikutnya bisa muncul gangguan seperti munculnya gangguan kecemasan, ganguan depresi, ADHD, sampai kepada gangguan jiwa berat lainnya.

Bahkan yang lebih mengerikan lagi, bermain game online dapat menimbulkan adanya kemungkinan penipuan-penipuan. Ini bisa terjadi dan berdampak buruk pada kehidupan si pemain game.

"Kami dari praktisi kesehatan jiwa melihat ada risiko-risiko berikutnya. Misalnya, dengan adanya chat interaktif itu ada kemungkinan cyber bullying. Sering kali anak yang masih muda menemukan kata baru, perilaku negatif yang ternyata dia dapat dari sosialisasi yang kurang baik dari chat interaktif dari game online itu," jelas Argo.

Calon Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump

200 Ahli Kesehatan Mental Nyatakan Trump Tak Layak Jadi Presiden, Punya Gangguan Narsistik?

Lebih dari 200 ahli kesehatan mental di Amerika Serikat menyatakan bahwa Donald Trump memiliki kondisi gangguan kepribadian berat atau "narsisme ganas."

img_title
VIVA.co.id
28 Oktober 2024