Kenali Tanda Kecanduan Main Game Online
- Pixabay
VIVA – Rasa bosan selama kegiatan bekerja dari rumah atau belajar dari rumah pasti sering dialami oleh kita. Maka banyak orang kemudian mencari cara mengusir rasa bosan lantaran harus tetap di rumah untuk menekan penyebaran COVID-19. Salah satunya dengan game online.
Ya, ada masyarakat yang memilih mengasah keterampilannya dengan membuat kue atau menciptakan karya tertentu dari benda-benda bekas sehingga menghasilkan uang. Tapi tidak sedikit dari kita yang memilih bermain game online untuk mencegah kebosanan.
Jika kamu termasuk orang yang senang bermain game online untuk mengusir rasa jenuh selama belajar atau bekerja dari rumah ada baiknya mulai mengurasi kebiasaan tersebut. Sebab, terlalu sering bermain games online dapat menyebabkan kecanduan. Hal tersebut diakui oleh spesialis kejiwaan, dr. Argo dalam Hidup Sehat tvOne.
"Sekarang ini bermain games itu menjadi sesauatu yang pilihan oramg di tengah kondisi pandemi, dimana harus di rumah ada yang harus bekerja dari rumah belajar dari rumah. Kayaknya dekat dengan media online gadget, komputer menjadi satu kebiasaan baru dan sebenarnya ada risiko kecanduan game," kata dia.
Argo lebih lanjut menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut orang yang sudah kecanduan dengan bermain games online atau yang disebut internet gaming disorder perlu diwaspadai. Ada sejumlah kriteria atau klasifikasi seseorang sudah masuk indikasi kecanduan games online ( internet gaming disorder).Â
Kriteria pertama, jelas Argo antar lain, Â adanya dorongan yang terus menerus untuk bermain game tidak peduli waktu dan tempat.Â
"Ada dorongan terus menerus sampai mengganggu fungsi-fungsi dadar kehidupan seperti lupa makan, tidur terganggu, belajar terganggu, relasi dengan orang lain terganggu," kaya dia.Â
Membutuhkan bermain games yang semakin lama semakin panjang setiap harinya. Jika biasanya bermain selama setengah jam satu jam sudah merasa puas, tetapi dikemudian hari waktu segitu dirasa tidak cukup.Â
"Sehingga dia menambah waktu durasinya, ini yang kita sebut efek toleransi dari suatu adiksi perilaku. Bermain game ini ada adiksinya juga yang kita sebut adiksi perilaku," jelas Argo.Â
Selain itu, pada waktu mengurangi atau berhenti bermain orang tersebut akan merasa sedih kecewa marah . Terakhir, mulai muncul masalah performance di sekolah tempat kerja relasi dengan orang tua, hinhga teman.