Belanja di Pasar Tradisional Bisa Online? Ini Kata Kementerian BUMN
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA – Dalam webinar bertajuk "K-Talk: Sinergi BUMN, Inovasi Tekfin untuk Indonesia Sejahtera", Wakil II Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini Kementerian BUMN memiliki upaya untuk menjadikan teknologi finansial atau tekfin, menjadi semakin efektif dan berguna bagi masyarakat.
Sebab, pria yang akrab disapa Tiko itu mengakui bahwa dalam 10 tahun terakhir ini, telah terjadi pergeseran pola hidup dan belanja masyarakat yang cukup drastis menuju ke penggunaan platform digital.
"Bahkan termasuk untuk investasi atau bahkan pinjam uang," kata Tiko dalam telekonferensi, Selasa 30 Juni 2020.
"Apalagi dengan adanya covid-19 ini, maka akan semakin banyak masyarakat yang akan bergeser ke platform digital," ujarnya.
Karenanya, Tiko memastikan bahwa dengan semakin banyaknya pergeseran pola transaksi masyarakat menggunakan platform teknologi finansial, terdapat tiga hal yang menjadi fokus utama Kementerian BUMN dalam upaya pengembangan hal tersebut.
Pertama yakni dalam ekosistem transportasi, di mana misalnya para pengguna jasa PT KAI (dan semua moda transportasi yang berada di bawah naungan BUMN lainnya) bisa melakukan transaksi pembayaran dengan uang digital.
Hal itu itu di samping langkah Kementerian BUMN, untuk mengintegrasikan semua sistem antarmoda transportasi tersebut demi memudahkan masyarakat dalam mengaksesnya secara menyeluruh.
Kemudian yang kedua, lanjut Tiko, adalah dalam ekosistem perbelanjaan yang akan diintegrasikan dengan ekosistem pasar tradisional, misalnya dengan menggunakan platform LinkAja.
Nantinya, hal ini akan memungkinkan masyarakat berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional secara online, di mana hasil belanjanya itu juga bisa diantar sampai ke rumah.
"Ketiga adalah sistem financial service berupa pinjaman modal kerja, investasi, dan lain sebagainya. Karena saat ini banyak dari kalangan milenial yang sudah mengalihkan aktivitas keuangannya ke sektor digital," ujarnya.