Ekonomi Nasional Anjlok Imbas Corona, Genjot UMKM Harus Jadi Prioritas
- ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
VIVA – Pandemi Corona (Covid-19) membuat sektor ekonomi nasional anjlok. Pertumbuhan ekonomi terpuruk. Pemerintah diingatkan punya prioritas genjot sektor Usaha, Kecil, Mikro, dan menengah atau UMKM.
Pengusaha Sandiaga Uno menilai krisis akibat pandemi ini dampaknya tak hanya dirasakan korporasi besar tapi juga pelaku UMKM. Menurutnya, pemerintah mesti cermat dalam membuat kebijakan.
Sandi bilang untuk kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi domestik cuma di angka 2,97 persen. Pun, defisit yang diprediksi masih berlanjut di kuartal kedua.
Maka itu, diharapkan ada kebijakan pemerintah yang fokus mendorong sektor UMKM dan ekonomi keluarga. Kata dia, sektor itu yang bisa mengangkat konsumsi dan berujung mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
"Diperkirakan pada kuartal kedua ini angkanya bisa kemungkinan negatif atau nol persen, yang harus menjadi fokus pemerintah adalah sektor ekonomi keluarga dan juga sektor UMKM," jelas Sandi, dalam keterangannya yang dikutip pada Sabtu, 20 Juni 2020.
Baca Juga: Jokowi Sebut Situasi Indonesia Terkini Lebih Baik dari AS dan Brasil
Dia menekankan dampak pandemi ini jelas memukul masyarakat ekonomi terbawah. Peluang untuk mengangkat ini bisa dilakukan dengan menggenjot sektor UMKM.
Sandi menambahkan, selama ini sektor UMKM punya porsi besar dalam menggerakkan ekonomi bangsa. Kata dia, jumlahnya ada 64 juta jiwa atau sebesar 60 persen dari ekonomi nasional. Selain itu, sektor UMKM juga mampu membuat 97 persen lapangan kerja.
"Saya yakin kalau fokus pemerintah di sektor ekonomi sektor UMKM dan seluruh paket kebijakannya bisa tereksekusi, mestinya akan terjadi suatu revitalisasi atau suatu rebound yang bisa dirasakan ekonomi kita di kuartal ketiga dan kuartal keempat," jelas Sandi.
Menurutnya, jika sektor UMKM digenjot maka ada harapan bisa membantu mendongkrak tingkat pertumbuhan di kuartal pertama tahun 2021.
Namun, untuk mendukung hal itu, Sandi menilai sektor konsumsi, perdagangan atau sektor lain yang bisa mendorong ekspor impor juga mesti jadi fokus pemerintah.
Dia menjelaskan melalui surplus neraca perdagangan yang didorong UMKM sebagai jaring pengaman ekonomi maka likuiditas bisa terjaga yang berujung pada pemulihan ekonomi negeri.
"Sekarang para UMKM mengeluh, juga usaha-usaha besar juga mengeluh, bahwa setelah penurunan omset yang drastis selama tiga bulan terakhir mereka membutuhkan fasilitas likuiditas," ujar Sandi.
Terkait keluhan pelaku UMKM, Sandi menuturkan tengah memperjuangkan penyaluran kredit untuk pelaku UMKM yang dinamakan Kredit Pemulihan Ekonomi Rakyat (Kapera).
Dia menyebut nominal pinjaman dalam Kapera bisa mencapai sekitar Rp50 juta per pelaku UMKM yang bisa dijamin pemerintah.
"Kredit ini diharapkan bisa bantu modal kerja para pelaku UMKM untuk buka usaha mereka pasca relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," tutur eks Wakil Gubernur DKI itu.
Update seputar informasi Corona dengan klik tautan ini.