Erick Thohir Akan Tutup atau Merger BUMN yang Tidak Untung
- Instagram/erickthohir
VIVA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menyortir jumlah anak-cucu perusahaan pelat merah yang kini lebih dari 800 entitas.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan, ada indikator jenis BUMN yang akan dipertahankan dan tidak akan dipangkas oleh Erick Thohir.
"Pertama, perusahaan BUMN yang difokuskan cari untung, cari uang. Jadi lebih banyak kepentingan bisnis, (karena) Negara kita butuh dividen," kata Arya dalam telekonferensi, Selasa 16 Juni 2020.
Baca juga: Seleksi Direksi BUMN, Erick Thohir Masih Pakai Aturan SBY
Kedua, yakni perusahaan BUMN yang juga berfungsi untuk melayani masyarakat. Antara lain BUMN-BUMN seperti BRI, Pertamina hingga PLN.
Ketiga, lanjut Arya, adalah jenis perusahaan BUMN yang tugasnya memang hanya untuk melayani masyarakat, seperti Pupuk hingga Bulog. BUMN seperti ini, disebut sama sekali tidak berorientasi kepada untung, selain untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Keempat, adalah jenis perusahaan BUMN yang tidak untung, enggak ada pelayanan masyarakat, ini bisa ditutup atau merger. Ini kita minta kewenangan pemerintah," kata Arya.
Saat dikonfirmasi terkait apakah benar ada campur tangan dan pengaruh dari sejumlah pihak, seperti misalnya dari orang dekat menteri atau bahkan pihak parlemen, terkait reorganisasi dan perampingan BUMN ini, Arya pun membantah hal tersebut.
Sebab, dirinya sendiri sebagai juru bicara Kementerian BUMN pun diminta untuk tidak terlalu banyak membahas mengenai hal tersebut, khususnya di hadapan publik guna menghindari kegaduhan.
"Sekarang jubir irit bicara. Soalnya kalau saya kasih kode, langsung ramai. Berarti yang lobi by WA, banyak ya? Gue yang enggak ada hubungan strukturnya (di Kementerian BUMN) aja dilobi-lobi," ujarnya.