Pelaku Pasar Khawatir Gelombang Kedua Corona, Rupiah Bakal Melemah
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali berpotensi mengalami pelemahan sepanjang perdagangan awal pekan ini, Senin, 15 Juni 2020. Meski dibuka menguat, rupiah diperkirakan masih bergerak di kisaran atas Rp14.000 per dolar AS.
Di pasar spot, pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah ditransaksikan di kisaran Rp14.127 per dolar AS. Menguat 0,20 persen dari level perdagangan akhir pekan lalu, Jumat, 12 Juni 2020 di level Rp14.155 per dolar AS.
Akan tetapi, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan akan terjadi karena kekhawatiran pelaku pasar keuangan ataupun investor terhadap besarnya potensi gelombang ke dua wabah virus corona (covid-19) di berbagai negara.
"Pagi ini berita mengabarkan kasus baru di Tiongkok. Risiko second wave mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko karena kekhawatiran ekonomi akan dibatasi kembali," kata dia dikutip dari analisisnya, Senin, 15 Juni 2020.
Selain itu, Ariston menilai, pasar juga merespons negatif pernyataan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) pada Kamis dinihari lalu yang pesimis ekonomi global akan cepat pulih pasca pandemi.
"The Fed mengatakan masih akan memberikan stimulus ke perekonomian hingga 2022. Hari ini, sentimen negatif di atas bisa berlanjut. Rupiah bisa melemah lagi terhadap dolar AS," ucapnya.
Dari sisi domestik, Ariston mengatakan, pelaku pasar juga melihat akan ada penurunan aktivitas ekspor dan impor pada Mei yang cukup dalam dibandingkan bulan yang sama tahun lalu karena wabah.
"Jadi mungkin surplus yang kecil ini tidak terlalu mempengaruhi rupiah karena data perdagangan juga menunjukkan penurunan aktivitas. Potensi pergerakan rupiah Senin, Rp14.050-14.300," tuturnya.