Sudah Tak Feasible, Kenapa Pemerintah Tetap Dorong Program B30?

Pertamina mulai uji coba B30 di Terminal BBM
Sumber :
  • Pertamina

VIVA – Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF, Fadhil Hasan mengatakan, program Biodiesel 30 persen atau B30 yang selama ini menjadi instrumen stabilisasi harga maupun konsumsi sawit, masih tetap berjalan walaupun tertatih-tatih.

Jaga Pasokan Energi Perode Nataru, PIS Kerahkan 326 Armada Tanker

Namun, Fadhil mengakui bahwa komitmen pemerintah untuk tetap menjalankan program B30 ini, masih terlihat nyata dan betul-betul terkesan sangat berupaya menyelamatkan industri minyak sawit dunia, khususnya Indonesia.

"Karena sebenarnya kalau kita lihat secara keekonomian, program B30 ini sebenarnya sudah tidak feasible lagi," kata Fadhil dalam telekonferensi, Rabu 10 Juni 2020.

Bahlil Pastikan Pasokan BBM dan Listrik Aman Sambut Natal dan Tahun Baru

"Apalagi dengan jatuhnya harga minyak, kemudian perbedaan antara diesel dan biofuel itu sangat besar sekali," ujarnya.

Meski demikian, kondisi itu tak menghentikan pemerintah untuk terus melakukan langkah-langkah agar tetap bisa mempertahankan program B30 ini.

Perluas Akses Properti Komersial, Sinergi Strategis Maksimalkan Ruang Usaha di SPBU Pertamina

Seperti misalnya dengan meningkatkan pungutan menjadi US$55, kemudian mengalokasikan anggaran negara sebesar Rp2,87 triliun yang dialokasikan bagi tambahan anggaran kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDP-KS, untuk program-program peremajaan, pengembangan, pelatihan, dan lain sebagainya.

"Dengan adanya alokasi anggaran dari negara, hal itu sedikit banyak bisa memperbaiki dan memperpanjang likuiditas dari BPDP-KS itu sendiri sehingga anggaran untuk B30 ini juga bisa terus berjalan," kata Fadhil.

Fadhil menegaskan, dari sinilah seharusnya kita bisa melihat bahwa ada 'sharing burden' (berbagi beban) antara pemerintah dan dunia industri, demi menyelamatkan program B30 ini.

Karena, diketahui bahwa pungutan yang sebelumnya hanya sebesar US$50 itu, kini telah dinaikkan menjadi US$55. Sehingga, tentunya hal itu juga akan berdampak terhadap margin dari industri, dan juga harga dari tandan buah segar atau TBS di pasaran.

"Tapi di sisi lain, pemerintah juga kembali mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,87 triliun. Dengan demikian, program B30 itu tetap bisa diselamatkan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya