Ramalan Bank Dunia Buat IHSG Hari Ini Dibayangi Aksi 'Profit Taking'
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG memerah di level 5.005 pada pembukaan perdagangan Rabu 10 Juni 2020. Posisi itu melemah 29 poin atau 0,58 persen, dibanding penutupan perdagangan Selasa 9 Juni 2020 di level 5.035.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi memprediksi, pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini masih akan dibayangi oleh aksi 'profit taking'.
Hal itu akibat prediksi Bank Dunia yang memperkirakan kontraksi ekonomi pada negara berkembang akan terjadi sebesar 2,5 persen pada 2020, di mana hal ini merupakan kontraksi ekonomi pertama yang terjadi setidaknya dalam 60 tahun terakhir.
"Bank Dunia memperingatkan ekonomi global akan mengalami kontraksi terbesar sejak Perang Dunia II pada tahun 2020, dan menjadi faktor utama alasan investor melakukan aksi ambil untung," kata Lanjar dalam keterangan tertulisnya, Rabu 10 Juni 2020.
Lanjar mengatakan, selanjutnya investor masih akan terfokus pada keputusan kebijakan The Fed, dan data penjualan eceran dari dalam negeri.
"Sehingga kami perkirakan IHSG kembali bergerak menjenuh tertekan dengan pengujian support MA5, pada rentang 4.982-5 100," ujarnya.
Secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji menjelaskan, berdasarkan rasio fibonacci, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 4.975,54 hingga 4.865,27.
"Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada level 5.172,37 hingga 5.233,17," kata Nafan.
Berdasarkan indikator, MACD menunjukkan sinyal positif. Meskipun demikian, Stochastic dan RSI mulai menunjukkan overbought.
"Terlihat pola bearish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju ke support terdekat," ujarnya.