Kerusuhan di AS Meluas Buat Rupiah Perkasa Terhadap Dolar

Uang Rupiah dan Dolar AS. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi mengalami penguatan pada perdagangan Selasa, 2 Juni 2020. Itu karena gejolak demonstrasi di AS yang terus meluas dan berujung ricuh.

Rupiah Dibuka Menguat, Investor Tunggu Hasil RDG Bank Indonesia

Di pasar spot, pada perdagangan hari ini, rupiah bahkan ditransaksikan di kisaran Rp14.480 per dolar AS. Menguat hingga 0,71 persen dari level penutupan perdagangan akhir pekan lalu, 29 Mei 2020 di posisi Rp14.584 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, dengan memanasnya demonstrasi tersebut sejak beberapa hari terakhir, hari ini rupiah berpotensi menuju kisaran support Rp14.500-14.450 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.700.

Dibuka Melemah di Level Rp 16.030 per Dolar AS, Rupiah Berpotensi Menguat

"Hari ini, rupiah mungkin bisa mendapatkan dorongan penguatan terhadap dolar AS karena kondisi demo rusuh di AS yang berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi AS," kata dia dikutip dari analisisnya hari ini.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan sempat mengancam akan mengerahkan militer ke seluruh negara bagian di AS untuk mengatasi para demonstran yang terus berlangsung menuntut keadilan atas kasus pembunuhan oleh polisi terhadap George Floyd.

Rupiah Dibuka Melemah Tertekan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Selain itu, Ariston melanjutkan, pasar juga masih merespons positif rencana pembukaan kembali sebagian aktivitas ekonomi di tengah pandemi virus corona (covid-19) yang masih merebak hingga saat ini.

"Namun di sisi lain, potensi perang dagang AS dan China bisa menahan penguatan tersebut. Tadi ada kabar dari sumber, kemungkinan pemerintah China menunda pembelian barang pertanian dari AS," ujarnya.

Konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Bulan Desember 2024

Rupiah Melemah 1,37 Persen hingga Pekan Kedua Desember, BI Ungkap Tertekan Ketidakpastian Global

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut nilai tukar rupiah hingga 17 Desember 2024, atau pekan kedua, mengalami pelemahan 1,37 persen.

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2024