Logo BBC

Disinformasi dan Teori Konspirasi Virus Corona Menelan Korban Jiwa

Keduanya sakit parah, dan dalam beberapa jam dokter yang menangani, Dr Rajeev Fernando melihat satu dari mereka meninggal dunia, Sedangkan pria satu lagi dipasangi ventilator.

Dr Fernando bertanya kenapa mereka tak ke rumah sakit lebih cepat. Jawabnya, mereka mengaku sempat membaca di media daring bahwa virus itu tidak terlalu serius.

"Mereka mencoba pengobatan alternatif," kata Dr Fernando. "Mereka pikir Covid-19 ini setara flu."

Dr Maru, dokter di Elmhurst Hospital, New York, berkata jumlah pasien yang menunda-nunda perawatan “sangat banyak."

Ia melihat orang yang sakit dan kemudian meninggal karena beranggapan jaga jarak itu tidak efektif, atau virus corona hanya hoaks saja. Dr Maru dan rekan-rekannya sibuk membongkar misinformasi seraya merawat pasien.

"Misinformasi ini masalah struktural," katanya. "Menyalahkan orang karena menelan disinfektan ini serupa dengan menyalahkan orang yang sedang jalan kaki lalu tersambar mobil yang dikemudikan orang mabuk."

Menanggapi gelombang misinformasi, perusahaan media sosial menerapkan aturan baru. Facebook menyatakan, “Kami tidak membiarkan misinformasi yang merugikan dan telah menghapus ratusan ribu unggahan. Termasuk tentang obat palsu dan penyataan bahwa virus corona disebabkan oleh 5G, atau unggahan tentang virus corona tidak ada”.

Dibantu laporan dari Khue Luu Binh, Flora Carmichael, Alistair Coleman, Shruti Menon, Olga Robinson, Shayan Sardarizadeh, dan BBC Persia.