Disinformasi dan Teori Konspirasi Virus Corona Menelan Korban Jiwa
"Apa ruginya?" kata Trump tanggal 3 April. "Minum saja."
Pertengahan Mei, ia bahkan mengaku minum obat itu.
Overdosis akibat obat jarang terjadi, tetapi kecemasan akibat pandemi membuat orang mengambil langkah ekstrem.
Di Nigeria, banyak orang terpaksa dirawat rumah sakit akibat keracunan hydroxychloroquine hingga pihak berwenang mengeluarkan peringatan untuk tidak mengkonsumsi obat itu.
Awal Maret, seorang pria Vietnam berusia 43 tahun dibawa ke rumah sakit, keracunan karena menelan terlalu banyak chloroquine.
Wajahnya merah padam dan tak bisa melihat dengan jelas. Dokter yang menangani mengatakan, si pria beruntung karena cepat ditangani.
Gary Lenius termasuk yang tidak beruntung. Ia dan istrinya Wanda, minum cairan pembersih yang komposisi kimianya berbeda.
Beberapa menit saja mereka merasa kepanasan dan pusing, lalu muntah-muntah dan sulit bernapas. Gary meninggal, sementara Wanda dirawat.
Wanda menjelaskan mengapa mereka minum cairan itu: "Menurut Trump itu obat," katanya.
Keracunan alkohol
Di Iran, pihak berwenang mengatakan ratusan orang meninggal karena keracunan alkohol setelah mendengar desas-desus bahwa alkohol bisa menyembuhkan.
Menurut organisasi kesehatan Iran, jumlah total korban adalah 796 orang hingga akhir April. Menurut mereka ini adalah hasil “berita bohong di media sosial”.