Pandemi Covid-19 Bikin Krisis Pembalut Wanita di India
Minggu ini partai yang berkuasa di India Partai Bharatiya Janata (BJP) mengumumkan akan memberi 600.000 paket kepada polisi untuk disalurkan kepada perempuan remaja di kawasan kumuh Delhi.
Tak hanya di desa, kekurangan pembalut juga menimpa, bahkan lebih buruk di pedesaan dan kawasan semi-urban, kata Shailja Mehta, dari Dasra, organisasi amal untuk urusan remaja.
Hasil pembicaraan dengan mitra kami di beberapa negara bagian, kami dengar hanya 15% perempuan punya akses ke pembalut selama karantina.â€
Masalah berawal ketika India menerapkan karantina tanggal 25 Maret, dan pembalut tidak dimasukkan ke dalam barang esensial yang tak dibatasi peredarannya.
Akibatnya, tanggal 29 Maret apotek, toko dan situs belanja daring kehabisan. Barulah pemerintah memasukkan sebagai barang esensial. Keterlambatan ini menyebabkan kehilangan waktu produksi selama 10 hari.
Ketika pemerintah memperbolehkan kami beroperasi, butuh tiga sampai empat hari untuk membuka pabrik lagi karena perlu ada izin bagi pekerja kami, kata Rajesh Shah, Presiden Asosiasi Feminine and Infant Hygiene India, kepada BBC.
Shah mengatakan produksi baru beroperasi sebagian karena ada kekurangan pekerja yang telah meninggalkan kota menuju kampung halaman mereka.