Logo BBC

Virus Corona Ancam Jasa Ibu Pengganti

Virus corona telah menyebabkan bayi-bayi yang lahir dari ibu pengganti `terlantar`.-SERGEI SUPINSKY / AFP
Virus corona telah menyebabkan bayi-bayi yang lahir dari ibu pengganti `terlantar`.-SERGEI SUPINSKY / AFP
Sumber :
  • bbc

Manuel in a cot
CORTESIA LAVORINO/PEREZ
Manuel - atau Manu, lahir tanggal 30 Maret.

Embrio, dari sperma Jose dan sel telur Flavia, yang dibuat di laboratorium ini kemudian dipindahkan ke dalam rahim "ibu pengganti", yang telah mereka hubungi melalui klinik setempat.

"Kami tidak pernah bertemu ibu pengganti kami, klinik mengatur hubungan kami dan kami tidak benar-benar tahu secara spesifik. Kami hanya tahu bahwa pembayarannya telah selesai, tentu saja," kata Jose.

Surogasi komersial legal di Ukraina - dan merupakan bisnis besar juga.

Paket reproduksi bantuan rata-rata itu berkisar dari $30.000 hingga $50.000 (sekitar Rp 400 juta hingga Rp 700 juta),lebih murah dari biaya jasa serupa di AS dan negara-negara lain di mana surogasi komersial diizinkan.

Untuk pasangan Argentina itu, itu berarti meminjam uang dari keluarga.

Mereka tidak mengatakan berapa banyak yang telah mereka habiskan tetapi biayanya ada "dalam kisaran itu, dan mungkin setengahnya dibayarkan ke ibu pengganti".

"Ketika kami mendapat konfirmasi bahwa transfer telah berhasil pada akhir Juli, kami mulai merencanakan setiap detail. Kami ingin melakukan perjalanan beberapa hari sebelum tanggal lahiran, yaitu 10 April," kata Flavia.

Two surrogates, sit in a waiting room in front of a coffee table with magazines, one of which has a baby`s face on the cover
BBC
Permintaan jasa ibu pengganti di Ukraina sedang meningkat pesat.

"Sementara itu, kami menjalani kehamilan ini melalui foto pemindaian ultrasound bulanan yang dikirim klinik kepada kami," tambah Jose.

Pasangan itu telah memesan penerbangan trans-Atlantik untuk tanggal 2 April, dengan terlebih dulu singgah di Madrid.

Ketika virus corona mulai menyebar dan menghantam Spanyol dengan parah, mereka menyadari perjalanan mereka mungkin tidak berjalan sesuai rencana.

"Tetapi pada awalnya, kami tidak berpikir bahwa perjalanan ini tidak bisa dilakukan sama sekali. Saya pikir kami memiliki optimisme keliru bahwa, `mungkin butuh waktu lebih lama untuk sampai ke Ukraina`. Kami terus melanjutkan perencanaan bahkan ketika kami menyaksikan bandara mulai ditutup di mana-mana," kata Flavia.

Ketika negara-negara Eropa menutup perbatasan dan Argentina menerapkan lockdown pada pertengahan Maret, pasangan itu mulai putus asa.

Flavia and José in front of a church in Kyiv
CORTESIA LAVORINO/PEREZ
Flavia dan Jose tinggal 12.800 kilometer jauhnya dari ibu kota Ukraina.

"Saya takut. Kami tahu keadaan ini tidak biasa, tetapi kami meremehkan implikasinya," kata Flavia.

Gambaran itu semakin rumit dengan fakta bahwa keduanya bekerja di bidang kesehatan.