Kredit Cuma Tumbuh 4,59 Persen, Laba Bersih BTN Kuartal I-2020 Anjlok

Jajaran direksi BTN.
Sumber :
  • Dokumentasi BTN.

VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk atau "BBTN" melaporkan, capaian terkait laba bersih mereka telah mengalami penurunan pada kuartal I-2020. Laba bersih turun hingga 36,79 persen menjadi hanya Rp457 miliar, atau jauh lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp723 miliar.

SeaBank Laporkan Laba Bersih Rp 291 Miliar pada Kuartal-III 2024, Fokus Pembiayaan Segmen Ritel

Direktur Utama BTN, Pahala N. Mansury menjelaskan, anjloknya laba bersih ini terjadi akibat pertumbuhan kredit, yang hanya tumbuh 4,59 persen di kuartal I-2020.

"Kredit dan pembiayaan hanya tumbuh menjadi Rp253,25 triliun, dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp242,14 triliun," kata Pahala, Jumat 15 Mei 2020.

Laba Bersih Hutama Karya Meroket Capai Rp 844 Miliar di Kuartal III-2024

Baca juga: Gara-gara Corona, Harga Properti Turun 30 Persen

Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa minimnya pertumbuhan itu juga dialami pada aspek dana pihak ketiga (DPK), yang hanya tumbuh 2,73 persen menjadi Rp221,72 triliun dari sebelumnya Rp215,83 triliun.

LPKR Cetak Laba Bersih Rp 18,7 Triliun di Kuartal III-2024, Begini Kontribusi Segmen Gaya Hidup

Hal itu seiring dengan aset BTN yang juga hanya naik 2,27 persen menjadi Rp308,19 triliun, dari bulan Maret tahun 2019 sebelumnya yakni sebesar Rp301,35 triliun.

Pahala mengakui, dampak dari wabah Covid-19 telah berpengaruh secara signifikan di berbagai sektor perekonomian nasional, yakni pada kuartal I-2020 ini.

Namun, dengan adanya sejumlah strategi BTN yang telah direalisasikan sejak tahun lalu, hal itu mampu menjadi bantalan cukup tebal untuk mempertahankan kinerja mereka.

Di sisi lain, Pahala membeberkan bahwa di kuartal I-2020, pendapatan bunga tercatat senilai Rp6,17 triliun. Sehingga, laba operasional perseroan sebelum provisi tercatat sebesar Rp870 miliar.

Pahala juga menjelaskan bahwa pendapatan bunga tersebut disumbang dari aspek pertumbuhan kredit BTN yang masih solid, meskipun dampak dari wabah Covid-19 cukup menghantam.

"Namun dalam hal pencadangan, permodalan, dan likuiditas kami yang cukup tebal, hal itu mampu menjadi bantalan kuat di tengah kondisi seperti saat ini," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya