Logo ABC

Mengapa Dampak Virus Corona Lebih Parah di Negara-negara Barat?

Menurut BBC, pengujian juga belum tersedia bagi kebanyakan orang. Kriteria kelayakan dites hanya baru-baru ini saja diperluas di luar pekerja kesehatan menjadi pekerja garis depan lainnya seperti polisi, petugas pemadam kebakaran dan petugas penjara.

"Rela menyerahkan diri pada pemimpin"

A Buddhist monk in Thailand in a face mask walking past a bright blue wall
Negara-negara di Asia sedang bersiap untuk menghadapi apa yang disebut gelombang kedua wabah corona. (AP: Gemunu Amarasinghe)

Ada juga faktor lain mengapa banyak negara Asia bisa menangani pandemi secara lebih efektif, seperti faktor budaya dan politik.

Lee Sung-yoon, seorang profesor hubungan internasional di Tufts University, mengatakan tradisi Konfusianisme di negara-negara, seperti China, Korea Selatan, dan Singapura memberi "tangan yang lebih bebas dalam menjalankan otoritas sebagai negara paternalistik" selama keadaan darurat.

"Dalam peradaban Konfusianisme … penghormatan terhadap otoritas, stabilitas sosial, konformitas, kebaikan masyarakat dan bangsa yang ada di atas individualisme … adalah faktor perbaikan dalam masa krisis nasional," katanya

"Kebanyakan orang rela menyerahkan diri pada pemimpin dan sedikit mengeluh."

Lee mengatakan penggunaan gelang pelacak untuk mengontrol karantina virus corona di Hong Kong dan Korea Selatan kemungkinan tidak akan diterima di negara-negara barat, seperti di Italia atau Swedia.

"Dalam demokrasi yang maju, yang belum dialami satupun negara Konfusianisme termasuk Jepang, Korea Selatan, Taiwan, melakukan tindakan paksaan pada fase awal epidemi, seperti larangan keluar di Diamond Princess saat infeksi virus menyebar, atau lockdown puluhan juta orang di Wuhan dan sekitarnya … tidak akan ditoleransi, " katanya.