Nilai Tukar Rupiah Tak Bergerak di Kisaran Rp15.500 Per Dolar AS
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, Kamis, 23 April 2020. Rupih masih dalam kondisi naik turun di level atas Rp.15.400-Rp15.600 per dolar AS.
Di pasar spot, rupiah hari ini telah diperdagangkan di kisaran Rp15.525 per dolar AS, melemah kembali di level 0,49 persen dari level penutupan perdagangan kemarin, Rabu, 22 April 2020 di posisi Rp15.450 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tengah rupiah di patok di level Rp15.630, jauh melemah dari level nilai tengah kemarin di level Rp15.567 per dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menekankan jika dilihat secara harian, pergerakan rupiah memang dipengaruhi faktor-faktor teknikal bukan fundamental. Misalnya, seperti persoalan geopolitik.
"Faktor teknikal misal harga minyak yang jatuh, terjadi perselisihan Saudi Arabia-Rusia itu pengaruh, geopolitik apa yang kita baca soal Korea Utara, itu pengaruh geopolitik," ungkapnya.
Faktor teknikal tersebut, dikatakannya secara jelas bisa dilihat berdasarkan kondisi yang tengah diperhatikan pelaku pasar atau investor. Faktor teknikal tidak hanya berdampak negatif, namun juga bisa positif.
"Global ada beberapa rencana pembukaan masa lockdown di sejumlah kota, domestik dari sisi penanganan Covid-19 ada faktor positif penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar itu tentu saja akan mulai atasi Covid-19 dari kesehatan," tegasnya.
Karena itu dia menegaskan, masyarakat tidak perlu memerhatikan pergerakan rupiah secara harian, sebab tidak mencerminkan fundamentalnya. Misalnya, inflasi masih rendah dan terjaga di kisaran tiga plus minus satu persen dan defisit transaksi berjalan lebih rendah dari dua persen pada 2020.
"Kawan-kawan tidak harus melihat hari ini lemah, besok naik, itu faktor teknikal baik berbagai faktor baik Covid-19 dan lainya. Secara tren, secara fundamental, rupiah undervalue dengan berbagai indikator dan akan bergerak menguat Rp15.000 per dolar AS," ungkap dia.