Nasib WNI di Kota-kota Dunia dengan Jumlah Kasus Corona Tertinggi
"Hari ke-7, kalau pernafasan masih sulit, rencana mau telepon ambulans lagi. Puji Tuhan, semua gejala hilang hari itu, panas badan hilang, batuk hilang, dan paru-paru tidak kontraksi lagi."
Menurutnya, kemungkinan mereka tertular saat perjalanan menggunakan kereta, alat transportasi umum di London.
Sekarang Maria dan keluarganya sudah dalam proses pemulihan, yang menurut dokternya membutuhkan waktu antara lima sampai enam minggu.
"Sekarang minggu keempat semenjak gejala hari pertama, masih batuk-batuk, dan nafas pendek kalau banyak bergerak," ujarnya yang merasa lelah meski hanya berjalan 10 menit.
"Banyak teman-teman dan keluarga yang berminat mendengarkan kisah langsung, apalagi yang bisa sembuh, terutama karena berita-berita yang beredar dimedia sangat menakutkan," katanya yang mengaku sebagai salah seorang yang pertama sembuh dari COVID-19 di London.
Prancis: Rasa cemas sudah tertular
Rizal Halim sudah tinggal di Paris sejak tahun 1994. (Foto: koleksi pribadi)
Rizal Halim sudah menetap di Paris sejak tahun 1994, sekarang bekerja di bidang pemasaran internasional salah satu pusat perbelanjaan fesyen di kota Paris.
Dia sendiri sejauh ini tidak tertular virus corona, namun mengenal seorang teman asal Indonesia yang memiliki gejala seperti tertular virus corona.
"Kawan saya perempuan, tinggal sendiri dan apartemennya berada di suburb cukup berjauhan dengan tempat tinggal saya , sehingga kami berbicara hanya lewat telpon."
"Dia mulai merasa panik, karena gejala batuk keringnya tidak sembuh, juga kehilangan daya penciuman. Badannya terasa lemah, linu dan suhu badan menaik sedikit," kata Rizal.
Rizal mengatakan temannya tersebut panik, karena saat itu ia belum memiliki persediaan makanan dan keperluan rumah tangga lainnya.
"Saat itu adalah awal dari karantina, sekitar tanggal 15 maret dimana pengumuman dari President Macron untuk lockdown merupakan sebuah kejutan bagi penduduk Prancis."