Nasib WNI di Kota-kota Dunia dengan Jumlah Kasus Corona Tertinggi
Marlina Cordioli, asal Bandung yang akrab dipanggil Inna, sudah tinggal di Italia selama 10 tahun, tepatnya di kota Verona, bagian Italia utara.
Inna mengatakan ia bersama suami dan anaknya, yang berusia 1,5 tahun, sudah tinggal di rumah sejak awal Maret lalu.
"Benar-benar seperti mimpi rasanya, karena awalnya kita melihat apa yang terjadi di Wuhan, tapi kini di rumah sendiri, di negara yang kita tinggali," kata Inna kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
Sejak pertama kali Italia memberlakukan "lockdown", Inna mengatakan perekonomian benar-benar menjadi kacau. Banyak aktivitas bisnis yang terhenti, hanya supermarket dan apotek yang bisa dikunjungi warga.
Menurut Inna, kekhawatiran soal pandemi virus corona di Italia semakin ia rasakan setelah melihat berita-berita di media.
"Benar-benar mempengaruhi secara psikologis, akhirnya kami memutuskan untuk tidak melihat TV lagi dan pernah tiga minggu tidak mengecek sosial media," ujarnya.
Inna memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah dengan hal-hal yang lebih positif untuk menghilangkan stress yang dirasakannya.
Marlina mengaku jika keluarganya lebih memanfaatkan waktu bersama di rumah, ketimbang dipenuhi rasa ketakutan akibat pemberitaan di media. (Koleksi pribadi)
"Sekarang kesibukan malah bertambah, suami juga bekerja dari rumah, kita lebih menyibukkan diri dengan memasak dan beres-beres rumah," kata Inna.
Memasuki bulan April, keadaannya mulai "sedikit tenang", menurut Inna, terutama dari laporan jumlah pasien di perawatan insentif yang menurun.
Namun kini yang menjadi kekhawatirannya adalah kondisi keluarga Inna di Indonesia, melihat kasus COVID-19 yang meningkat dengan "fatality rate", atau tingkat kematian yang tinggi.
"Jujur aku lebih takut karena jumlah penduduknya lebih banyak, di Italia warga yang sudah di-swab [salah satu metode tes virus corona] lebih dari satu juta orang, tapi di Indonesia masih kurang," ujar Inna.
"Saya juga melihat temen-temen masih bisa pergi untuk treatment [perawatan kecantikan], suntik vitamin C, padahalnya harusnya jangan dulu ketemu siapa-siapa, termasuk keluarga sendiri demi menyelematkan orang lain."