Rumah Sakit BUMN di Cilegon Tes Corona, Berapa Saja Tarifnya?
VIVA – Di tengah pandemi virus corona (covid-19), Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) di Kota Cilegon, Banten, membuka paket pemeriksaan. Ada berbagai paket pemeriksaan yang diberi nama Paket Test Dan Medical Screening Covid-19.
Paket pemeriksaan berbayar itu tercantum jelas dalam website RSKM di https://www.krakataumedika.com/layanan-kami/paket-promo/paket-test-medical-screening-covid-19 , bagi masyarakat yang ingin menikmati layanannya, harus merogoh kocek hingga Rp 2,2 juta untuk satu kali test.
"Ya betul, itu untuk paket A, B, C. Itu untuk PCR mandiri, ada masyarakat yang ingin memeriksakan dirinya, kita menyediakan itu, sesuai dengan yang ada di pamflet itu," kata Senior Officer Humas dan CSR RS Cilegon, Agus Wirawan, saat dihubungi oleh perwakilan awak media melalui sambungan selulernya, Jumat (17/04/2020).
Dalam website resminya itu tertulis 'Rumah Sakit Krakatau Medika menyediakan layanan Khusus Paket Test; yaitu Rapid Test dan Test PCR (Polimerase Chain Reaction), serta Medical Screening bagi pasien atau seseorang yang dicurigai terpapar COVID-19.
Paket Test & Medical Sreening COVID-19 :
1. Rapid Test :
Paket A Rp.495.000,-
Konsultasi oleh Dokter Umum
Rapid Test 1
Paket A Rp.755.500,-
Konsultasi oleh Dokter Umum
Rapid Test 1
Laboratorium (Pemeriksaan Darah Lengkap)
Rontgen Thorax AP/PA
Paket C Rp. 2.034.500,-
Konsultasi oleh Dokter Umum
Rapid Test 1
Laboratorium (Paket Pemeriksaan Darah Lengkap)
CT Scan Thorax
2. PCR (Polimerase Chain Reaction) Test : Rp. 2.299.000,-
Konsultasi oleh Dokter Umum.
PCS Test (Swab Tenggorokan).
Agus menjelaskan layanan paket bisa dipilih oleh masyarakat sesuai kemampuan. Bagi warga yang akan melakukan pemeriksaan Covid-19 secara mandiri, harus membuat janji terlebih dahulu dengan nomer kontak yang ada dalam website dan pamflet yang diunggah di website RSKM.
"Itu kan ada contact person, hubungin itu dulu biar di atur alur pemeriksaannya, itu petugas kami untuk pelayanan, petugas medis, ada basic medis nya," terangnya.
Dia mengklaim daftar paket dan harga yang tercantum awalnya hanya untuk karyawan Krakatau Steel Group, namun pihak RSKM sebagai anak perusahaan KS tidak menutup diri menerima pemeriksaan untuk masyarakat luas. KS merupakan perusahaan BUMN yang bergerak memproduksi baja dan memiliki banyak anak perusahaan.
"Itu permintaan dari KS group, kalau masyarakat perlu, silakan. Enggak hanya untuk karyawan KS, kami buat kan untuk KS group, masyarakat umum juga boleh silahkan," ujarnya.
Cara pemeriksaan swab nyatanya masih bekerjasama dengan Litbangkes Kemenkes dan Laboratorium Universitas Indonesia (UI). Dimana, laboratorium RSKM hanya mengambil sample swab dan mengirimkannya ke Jakarta untuk diperiksa, kemudian hasilnya akan dikirim kembali ke laboratorium RSKM.
"Swab-nya kita ambil di sini, dikirim ke Jakarta, hasilnya diberi ke kami juga, karena kan tidak semua orang melakukan itu dan tidak semua orang memiliki otoritas mengambil swab itu, jadi kami menyediakan itu. Kalay rapid test bisa (langsung), kalau PCR kita kirim ke Jakarta. Dikirim bisa ke Litbangkes, ke UI juga bisa," jelasnya.
Salah satu pasien yang enggan disebutkan identitasnya dan menggunakan jasa tersebut mengaku kaget dengan paket dan harga yang ditawarkan. Karena dia hanya mengetahui bahwa pemeriksaan bagi Orang Dalam Pengawasan (ODP) seharusnya gratis.
"Setelah MCU (medical check unit) disuruh rapid test, bayar pula. Hasil rapid test Alhamdulillah negatif, tinggal nunggu PCR, satu hari lagi check," kata pria yang ingin identitasnya disamarkan, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Jumat (17/04/2020).
Dia bercerita pada tanggal 30 Maret 2020 berobat ke RSKM dengan keluhan batuk, pilek, dan demam setelah bepergian keluar daerah. Hasil pemeriksaan dokter, pria itu dikenakan status PDP dan disuruh mengkarantina mandiri selama dua pekan.
Hingga pada 16 April 2020 dia melakukan pemeriksaan ulang di rumah sakit yang sama dan hasilnya negatif. Dia pun diminta melakukan test ulang esok hari, Sabtu 18 April 2020.
"Pas test kemarin udah langsung ditawari sama rumah sakit nya, emang sih enggak bayar sendiri, asuransi yang bayar, tapi kan tetap aja harus bayar. Karena enggak ngerti, ya di isi aja paket nya itu, ambil yang paling murah," ujarnya.